Jember (Antaranews Jatim) - Universitas Jember menggandeng empat institusi untuk melakukan konservasi banteng di Taman Nasional Baluran karena jumlah hewan langka yang dilindungi tersebut semakin menurun dari tahun ke tahun di wilayah setempat.
Penandatanganan naskah kesepahaman antara Unej dengan empat institusi, yakni Taman Nasional Baluran, Pemerintah Kabupaten Situbondo, Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kementerian Pertanian dan Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur di aula lantai tiga gedung rektorat dr R Achmad Unej, Jawa Timur, Selasa.
"Unej sebagai perguruan tinggi negeri yang lokasinya tidak terlalu jauh dari Taman Nasional Baluran turut aktif mengambil bagian dalam gerakan konservasi banteng," kata Rektor Unej M Hasan di di sela-sela penandatanganan naskah kesepahaman di gedung rektorat kampus setempat.
Untuk mewujudkan konservasi banteng, pihak Universitas Jember (Unej) sengaja menjalin kerja sama dengan banyak pihak karena banyak aspek yang harus terlibat bersama, meskipun kegiatan itu bertajuk konservasi banteng.
"Nantinya para pakar di Kampus Tegalboto Unej dari berbagai latar belakang keilmuan akan mengadakan pengkajian mengenai populasi, kesehatan, serta reproduksi banteng bersama staf Taman Nasional Baluran," tuturnya.
Unej juga berencana untuk memberdayakan para petani dan peternak sapi yang berlokasi di Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih yang menjadi penyangga Taman Nasional Baluran bersama Pemkab Situbondo.
"Nantinya para peternak sapi di Desa Sumberwaru akan mengembangbiakkan sapi yang merupakan persilangan antara banteng dengan sapi Bali sehingga untuk persilangan itu Unej bekerjasama dengan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari," katanya.
Program persilangan itu juga sekaligus mendukung program sapi Jawa Bali Banteng atau Jaliteng yang sudah dicanangkan oleh Gubernur Jawa Timur sehingga Unej juga mengajak Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur.
"Adanya kerja sama itu sekaligus sebagai upaya menciptakan `playing ground` bagi para peneliti kami, apalagi mulai tahun ini Unej membuka Program Studi Peternakan yang ada di Kampus Bondowoso dan kami sudah mendapatkan bantuan tiga ekor sapi Bali betina untuk memulai program," ujarnya.
Kepala Taman Nasional Baluran Bambang Sukendro mengatakan, jumlah banteng di Taman Nasional Baluran semakin menurun dari tahun ke tahun karena dari data survey monitoring tahun 2017 tercatat banteng di Taman Nasional Baluran hanya tinggal 77 ekor saja.
Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan, Pemkab Situbondo telah menyiapkan lahan seluas 10.000 hektare di daerah penyangga Taman Nasional Baluran sebagai lokasi peternakan sapi hasil persilangan banteng dengan sapi Bali.
"Situbondo punya program mengembangkan usaha ternak 1.000 sapi yang melibatkan pondok pesantren, tentunya program itu memerlukan pendukung seperti teknologi pakan, pemanfaatan limbah kotoran sapi, serta membangun koperasi hingga pemasaran," katanya.
Ia juga sudah mencanangkan tahun 2019 sebagai tahun kunjungan wisata di Situbondo, sehingga ketika kejayaan Taman Nasional Baluran sebagai habitat banteng kembali pulih, maka tentunya wisatawan akan tertarik datang ke Situbondo, sehingga Pemkab Situbondo mengajak Unej untuk mendukung program-programnya.
Naskah kesepahaman ditandatangani Rektor Unej M. Hasan bersama Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, dan Kepala Taman Nasional Baluran Bambang Sukendro, perwakilan Balai Besar Inseminasi Buatan Singosari Kementerian Pertanian drh Sarastina dan perwakilan Dinas Peternakan Jawa Timur Sri Pujiastuti.(*)
Unej Kerja Sama Konservasi Banteng di TN Baluran
Selasa, 6 Maret 2018 21:14 WIB
Nantinya para pakar di Kampus Tegalboto Unej dari berbagai latar belakang keilmuan akan mengadakan pengkajian mengenai populasi, kesehatan, serta reproduksi banteng bersama staf Taman Nasional Baluran