Malang (Antaranews Jatim) - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur menyatakan maraknya pemberitaan tidak benar (hoax) di berbagai media sosial menjadi "musuh" wartawan, sekaligus ancaman terberat di lingkungan masyarakat karena membuat resah.
"Berita hoax sekarang ini sangat meresahkan masyarakat. Oleh karenanya, harus diperangi dan itu tugas dari wartawan (pers) yang harus meluruskan informasi yang tidak benar itu," kata Ketua PWI Jatim Akhmad Munir di sela pelantikan pengurus PWI Malang raya masa bakti 2017-2020 di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu.
Ia mengemukakan berita hoax merupakan ancaman terberat bagi masyarakat dalam melakukan interaksi dan menggali informasi, terutama para netizen. Karena itu, kehadiran PWI harus bisa menjalankan fungsinya dalam rangka mengeliminasi dampak berita hoax itu, apalagi hoax sekarang mengarah ke bisnis (komersial).
Munir berharap insan pers bisa mengajak citizen jurnalism dengan menyuguhkan berita berdasarkan fakta dan berfaedah.
Pada kesempatan itu, Munir juga mengapresiasi PWI Malang raya yang mendeklarasikan aksi bersama perangi berita hoax di sela pelantikan. "Saya bangga PWI Malang raya ini melakukan gerakan bersama untuk memerangi berita hoax. Saya juga mengapresiasi rekan PWI Malang raya bersinergi dengan kemitraan milenial Malang Creative Fussion (MCF) yang menyuguhkan beragam potensi pariwisata dan kerajinan di Malang raya," tuturnya.
Malang, katanya, sebagai kota terbesar kedua di Jatim setelah Surabaya. Jadi, Malang memiliki potensi yang besar dalam bidang apapun, sehingga wartawan harus beradaptasi mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang kian pesat.
Munir yang juga Kepala Perum LKBN Antara Biro Jatim itu juga meminta kepada penegak hukum agar bertinsak tegas bila mendapatkan praktik wartawan abal-abal yang sifatnya memeras dan meminta-minta kepada narasumber.
"Karena mereka mengotori kami, wartawan yang sudah jelas organisasinya. Kami mencari berita sesuai dengan prosedur," ucapnya.
Sementara itu, Pjs Wali Kota Malang Wahid Wahyudi berpesan agar PWI Malang raya masa bhakti 2017 - 2020 bekerja lebih ekstra karena keberadaannya bersamaan dengan tahun politik yang identik lebih panas suasananya.
"Pers adalah pilar keempat demokrasi sehingga berita yang di tulis adalah berita yang sejuk dan terkonfirmasi agar tidak ada berita hoax yang dapat memperkeruh suasana," katanya.
Wahid juga berpesan agar pers dapat meluruskan kabar-kabar hoax secepat mungkin. Pers punya peran penting dalam mendorong percepatan pembangunan. Oleh karena itu, wajar jika pers mengkritik. Namun, kritik yang disampaikan pun harus kritik yang membangun.
"Pada kesempatan ini, saya mengucapkan selamat kepada Pengurus PWI Malang raya masa bhakti 2017 - 2020, semoga amanah yang telah diberikan mampu dijalankan sebaik mungkin," ujarnya.
Sementara itu, Ketua PWI Malang raya Ariful Huda mengemukakan dalam menjalankan profesi jurnalistik, kepercayaan masyarakat adalah suatu hal yang tidak boleh dikesampingkan.
Selain itu, masih ada dua parameter lain yang harus diperhatikan, yakni akuntabilitas dan disiplin verifikasi.
"Untuk itu, jurnalis haruslah bisa menyuguhkan berita yang baik, bukan sekadar soal sensasi, tapi bisa ikut mengembangkan daerah agar semakin tumbuh dan maju," katanya.
PWI Malang raya selama tiga tahun ke depan diketuai Ariful Huda yang didampingi dua wakilnya, Cahyono dan Endang Sukarelawati. Sedangkan Sekretaris dipercayakan kepada M Taufik dan Bendahara Muhaimin.(*)