Surabaya (ANTARA) - Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia (IKWI) Jawa Timur memperingati Hari Kartini 2025 dengan menggelar lomba merangkai bunga kebun yang diikuti para anggotanya, bertempat di Gedung Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jatim, Jalan Taman Apsari, Surabaya, Jumat (25/4).
“Tidak ada alasan khusus kenapa memilih merangkai bunga, hanya sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas ibu-ibu IKWI. Ini kegiatan yang mereka lakukan sehari-hari di rumah dan dibawa ke sini,” ujar Ketua IKWI Jatim Endang Suprapti, melalui keterangan yang diterima, Sabtu.
Selain lomba merangkai bunga, kegiatan juga diisi dengan pembacaan surat Kartini dan puisi bertema kesetaraan serta pemberdayaan perempuan.
Dia mengatakan kegiatan ini digelar sebagai upaya mempererat tali silaturahmi dan soliditas antaranggota, sekaligus mendorong semangat pemberdayaan perempuan.
Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim menilai peringatan Hari Kartini harus dimaknai lebih dari sekadar perayaan, melainkan sebagai momentum memperkuat semangat pemberdayaan perempuan, khususnya di lingkungan keluarga besar pers.
“Spirit Kartini perlu terus digelorakan. Perempuan harus diberi ruang untuk berdaya dan dihormati. Pers harus menjadi tulang punggung dari semangat itu,” katanya.
Lutfil juga menekankan pentingnya menghindari kesan seremonial belaka dalam kegiatan peringatan Kartini.
“Ini tentang bagaimana kita menempatkan perempuan dalam kehidupan sehari-hari, karena kita semua lahir dari perempuan,” ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya yang juga menjadi salah satu juri dalam lomba merangkai bunga, Imam Syafi’i, menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan anggota IKWI.
“Komisi D bermitra dengan Dinas Ketenagakerjaan. Saya bisa meminta mereka menggelar pelatihan merangkai bunga agar punya nilai komersial, sehingga ke depan bisa menjadi sumber penghasilan,” ucap Imam.
Ia juga menyebutkan potensi kerja sama dengan Komite Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) yang memiliki sejumlah program pemberdayaan perempuan.
“Perempuan, termasuk keluarga jurnalis, harus berdaya. Saya tahu betul bagaimana beratnya kehidupan di dunia media,” ujarnya.
Imam berharap para anggota IKWI dapat memanfaatkan peluang pemberdayaan ini untuk membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka.