Malang (Antaranews Jatim) - Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Mochamad Anton-Syamsul Mahmud (ASIK) mengawali kampanye hari pertama dengan melakukan "blusukan" ke sejumlah pasar tradisional di kawasan Sukun, Kamis.
Pasar Kasin menjadi tujuan kunjungan pertama calon petahana tersebut. Anton yang didampingi sejumlah tim pemenangan dan pendukungnya punya cara tersendiri untuk mendengar keluhan warganya, terutama pedagang di Pasar Kasin.
Secara spontan pasangan calon nomor urut 2 itu memborong tempe dagangan milik salah satu pedagang. Tak tanggung-tanggung 10 tempe ukuran besar diborongnya. Sambil berbelanja Anton-Syamsul mendengarkan keluhan pedagang di pasar tersebut.
"Pasar Kasin masih kotor. Beberapa waktu lalu sudah dibenahi, tapi hanya keramiknya saja dan pembangunannya juga belum maksimal," kata salah seorang pedagang yang sempat berdialog dengan calon petahana itu.
Menanggapi keluhan pedagang tersebut, Anton justru minta doa dan dukungan mereka. "Mohon doanya ya bu agar kami berdua bisa lanjut hingga dua periode agar kami bisa mengatasi permasalahan ibu," ucapnya.
Anton mengatakan pasar tradisional adalah urat nadi ekonomi masyarakat. Untuk itu dia berjanji akan terus merevitalisasi pasar agar masyarakat merasa nyaman dan aman ketika berbelanja di pasar tradisional.
Sementara itu, pasangan Cawali-Cawawali Ya`qud Ananda Qudban-Wanedi pada kampanye hari pertama memberikan kesempatan bagi warga untuk kuliah gratis bagi 1.000 warga. Program ini datang dari masyarakat yang kerap mengeluhkan soal tingginya biaya masuk perguruan tinggi, sehingga banyak orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya hingga jenjang perguruan tertinggi.
"Banyak keluhan masyarakat soal tingginya biaya kuliah di perguruan tinggi. Karena itu, saya pemerintah harus hadir memberikan solusi. Saya dan Pak Wanedi dalam program serta visi misi memasukkan kuliah gratis bagi warga tak mampu," ujarnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, partisipasi pendidikan pada masyarakat dengan jenis kelamin laki-laki di usia 19-24 persentase 38,81 persen, sedangkan yang tidak lagi sekolah atau mengenyam pendidikan sebanyak 61,19 persen dari jumlah penduduk Kota Malang.
Sedangkan kaum perempuan usia 19 ? 24 tahun, mencapai 48,81 persen dan sisanya masih mengenyam pendidikan. Jika dipersentase, hampir separuh warga Kota Malang usia 19-24 tahun atau tepatnya 55,04 persen tidak bersekolah lagi.
Data BPS ini, kata Nanda, menunjukkan jika masih banyak warga Kota Malang yang belum mengenyam pendidikan tinggi, padahal Kota Malang dikenal sebagai Kota Pendidikan, artinya predikat kota pendidikan ini bukan saja banyaknya kampus yang ada di Kota Malang tapi juga harus diikuti dengan banyaknya warga yang mengenyam pendidikan tinggi.
Untuk merealisasikan janji kampanyenya memberikan beasiswa bagi 1.000 warga kuliah gratis, Nanda-Wanedi akan bekerja sama dengan 57 perguruan tinggi di Kota Malang. Selain itu, juga akan memanfaatkan dana CSR perusahaan. "Dana CSR ini sebagian juga harus untuk meningkatkan SDM Kota Malang melalui kuliah gratis," ujarnya.
Sedangkan pasangan Sutiaji-Sofyan Edy (SAE) tidak memanfaatkan hari pertama untuk kampanye, tetapi diganti dengan silaturahim dengan warga di sejumlah wilayah di Kota Malang.(*)