Probolinggo (Antara Jatim) - Kawasan pantai utara di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur dipenuhi dengan ubur-ubur selama sepekan terakhir dan hal tersebut sangat menguntungkan para nelayan dalam mencari ikan.
"Ubur-ubur adalah umpan ikan yang berharga mahal karena merupakan umpan untuk ikan laut seperti baronang, kerapu dan kakap," kata salah seorang nelayan Pantai Binor, Kecamatan Paiton Johan Oktariyanto di Probolinggo, Selasa.
Ia mengatakan banyaknya ubur-ubur menjadi berkah bagi nelayan karena tidak perlu lagi mencari ikan kecil sebagai umpan, sehingga nelayan cukup menjaring ubur-ubur di pinggir pantai dan biasanya nelayan memberi uang jajan untuk anak-anak yang menangkap ubur-ubur di pantai.
"Dengan ubur-ubur, kami bisa menangkap ikan kerapu, kakap dan baronang. Ikan-ikan itu bernilai jual tinggi dan penjualannya khusus yaitu di restoran elit di Pulau Bali dengan harga ikan baronang dipatok Rp46 ribu per kilogram, kerapu dan kakap berkisar Rp90 ribu hingga Rp120 ribu per kilogram di tingkat nelayan," tuturnya.
Menurutnya melimpahnya ubur-ubur selama beberapa hari terakhir dapat meningkatkan hasil tangkap ikan baronang setiap harinya yakni mendapat 50-100 kilogram per hari, padahal sebelumnya hanya bisa mendapat maksimal 10 kilogram ikan baronang setiap hari.
Jarak pencarian ikan juga lebih dekat yakni kisaran 1 mil dari bibir pantai, sehingga nelayan biasanya menggunakan alat tangkap bubu dari bambu dan jaring dengan cara ubur-ubur dimasukkan bubu sebagai umpan dan alat tangkap itu hanya menyisakan satu lubang besar untuk tempat masuknya ikan bernilai jual tinggi tersebut.
Alat tangkap itu juga ramah lingkungan karena dinding bubu itu merupakan jaring berlubang ukuran 3x3 cm, sehingga ikan ikan kecil yang masuk dalam bubu bisa lepas tanpa tertangkap nelayan.
"Ikan baronang kecil itu harus tumbuh besar dulu, dan menjadi rejeki kami di masa yang akan datang, sehingga alat tangkap bubu yang ramah lingkungan itu berguna menjaga ekosistem laut dan menjamin ketersediaan tangkapan ke depan," ucap Ketua KUB Putra Pesisir itu.
Johan mengatakan fenomena banyaknya ubur-ubur di tepi pantai utara Probolinggo itu karena awal memasuki musim hujan yakni perairan laut menjadi lebih hangat, sehingga membuat ubur-ubur naik ke permukaan pantai.
"Biasanya musim ubur-ubur berlangsung selama beberapa pekan atau beberapa bulan ke depan, sehingga kami bersyukur karena biaya produksi melaut lebih sedikit dan hasil tangkapan lebih banyak," katanya.(*)