Tulungagung (Antara Jatim) - Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) Unit Pembangkitan Brantas melalui PLTA Tulungagung berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan kawasan konservasi dan ekowisata di wilayah pesisir selatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
Kepala PLTA Niyama atau PLTA Tulungagung Gatot Suprihanto, Selasa, menjelaskan upaya konservasi dan pemberdayaan ekonomi kawasan pesisir Pantai Sidem telah mereka lakukan sejak 2014 hingga sekarang.
"Program pelestarian lingkungan melalui kegiatan konservasi dan pemberdayaan ekonomi kelautan kami lakukan secara berkelanjutan dari tahun ke tahun," kata Gatot kepada Antara.
Tak sekedar mengucurkan program, Gatot mengatakan kegiatan yang disalurkan melalui program CSR (corporate social responsibillity) itu melibatkan tim ahli dari Universitas Brawijaya, khususnya bidang kelautan dan perikanan.
Bersama UB, kata Gatot, diharapkan formula pengembangan kawasan pesisir di sekitar PLTA Niyama yang berada di Desa Besole, Kecamatan Besole dan berdekatan langsung dengan Pantai Sidem itu tepat sasaran.
"CSR apa yang kami salurkan ke lingkungan, masyarakat sekitar PLTA itu dengan demikian bisa sesuai kebutuhan," ujarnya.
Beberapa kegiatan CSR yang sudah dilakukan PJB Brantas melalui PLTA Niyama antara lain adalah penanaman bibit sengon laut, cemara udang serta mangrove di sekitar tepi Pantai Sidem yang jumlahnya mencapai 2.000 batang lebih.
Tak hanya kegiatan konservasi, pengembangan ekonomi dan kepariwisataan saat ini juga tengah dilakukan bertahap menggunakan CSR PJB Brantas, antara lain pelatihan pengolahan hasil ikan laut.
Mulai dari membuat bakso, abon ikan dan produk olahan ikan lain. "Kemarin (Senin, 11/12) CSR 2017 kami lakukan yang ditandai penanaman pohon untuk melanjutkan program konservasi pesisir Pantai Sidem, pelatihan pengolahan produk perikanan dan teknik pengemasan yang diikuti warga sekitar Sidem," papar Gatot.
Kegiata CSR PLTA Niyama itu juga melibatkan jajaran terkait dari Pemkab Tulungagung, dan dihadiri langsung oleh General Manager PJB Unit Pembangkitan Brantas Junaidi Abdi.
Gatot mengungkapkan, setiap tahunnya PLTA Niyama mengalokasikan dana CSR sekitar Rp70 juta untuk aneka kegiatan pelatihan kedaruratan bencana, konservasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir yang menjadi lingkungan industri pembangkit listrik tenaga air di kawasan selatan Tulungagung itu.
Di wilayah PJB UP Brantas, kata dia, 13 PLTA yang ada di bawahnya juga melakukan hal yang sama dengan tujuan sebagai imbal untung hasil produksi kelistrikan yang dikembalikan ke masyarakat sebagai program sosial kemasyarakatan mereka. (*)