Situbondo (Antara Jatim) - Tiga warga di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, positif menderita penyakit difteri yang disebabkan oleh bakteri "Corynebacterium diphtheriae" dan menyerang selaput lendir dan tenggorokan dan dapat mengancam jiwa.
"Dari catatan kami ada tiga kasus difteri di Situbondo pada Desember 2017 dan menyerang dua orang dewasa dan satu penderita anak-anak," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Situbondo, Abu Bakar Abdi di Situbondo, Selasa.
Ia menyebutkan, tiga penderita itu di antaranya perempuan berinisial SL (40) warga Kecamatan Banyuglugur, pria berinisial DH (30) warga Desa Kayumas, Kecamatan Arjasa dan seorang penderita difteri anak-anak berinisial SA (9) warga Desa Semiring, Kecamatan Mangaran.
Ketiga penderita difteri tersebut,katanya, sebelumnya sempat menjalani perawatan medis di RSUD Abdoerrahem Situbondo. Dan hingga saat ini satu orang penderita di antaranya sudah pulih sedangkan dua orang penderita lainnya masih dalam tahap penyembuhan kendati diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing.
"Difteri ini masuk penyakit yang bisa dicegah dengan cara imunisasi dan imunisasi difteri ini termasuk dalam program imunisasi wajib Pemerintah Indonesia. Dan penyebaran serta penularan bakteri difteri mudah bagi orang yang tidak mendapatkan imunisasi difteri," ucapnya.
Ia menjelaskan, khusus dua penderita difteri itu akan terus dilakukan pemantauan oleh petugas kesehatan dan mereka juga akan dilakukan pemeriksaan lanjutan ke Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, hingga penderita benar-benar pulih dan hasilnya negatif difteri agar tidak menyebar dan menular kepada keluarga dan tetangga sekitar.
Penularan bakteri difteri pada umumnya, lanjut Abu Bakar, yaitu melalui percikan ludah penderita ketika bersin ataupun saat batuk dan terhirup, selain itu juga terkontaminasi bakteri seperti mainan dan handuk serta bersentuhan langsung dengan borok penderita.
"Penyakit difteri menyerang manusia tidak memandang usia, dan bahkan mulai dari anak hingga orang dewasa bisa terjangkit penyakit yang disebabkan bakteri yang berpotensi mengancam jiwa," paparnya.(*)