Probolinggo (Antara Jatim) - Belasan warga Desa Kalibuntu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur memperbaiki tanggul yang jebol akibat banjir pasang air laut (rob) yang merendam tambak ikan dan membanjiri sejumlah gudang penyimpanan garam di wilayah setempat.
"Tanggul yang jebol itu merupakan bangunan dari tanah yang berfungsi sebagai pelindung tambak garam, tambak ikan, dan tambak udang petani garam, sehingga kami bergotong royong memperbaiki tanggul dengan peralatan seadanya," kata Suparyono, salah seorang warga Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Rabu.
Menurutnya tanggul sisi timur diterjang rob pada Minggu (3/12) malam dan tanggul sisi barat juga jebol tersapu banjir pasang air laut pada Senin (4/12) malam, sehingga air laut itu membanjiri tambak ikan warga yang sudah berisi puluhan ribu benih ikan.
"Sebenarnya yang membahayakan jebolnya tanggul di sebelah barat karena jika tidak segera diperbaiki, maka air laut bisa masuk lagi ke dalam tambak dan gudang penyimpanan garam, sehingga menyebabkan kerugian petani garam," tuturnya.
Ia mengatakan ketinggian tanggul sebelah barat sekitar 2,5 meter dan memanjang ke selatan-utara sekitar 70 meter, namun tanggul tersebut hanya tinggal ketinggian 1 meter akibat tersapu banjir pasang air laut.
"Sebagian tanggul itu terbawa rob, sehingga warga bergotong-royong untuk meninggikan tanggul karena Selasa (5/12) malam banjir pasang air laut kembali menerjang kawasan itu, namun tidak sedahsyat sebelumnya," ujarnya.
Suparyono mengatakan fenomena rob tersebut biasanya terjadi dua kali dalam setahun yakni pada Mei dan Desember yakni tepat saat pertengahan bulan penanggalan Jawa, namun banjir rob yang terjadi pada Mei 2017 tidak separah pekan ini.
"Kami berharap pemerintah membantu untuk membuat tanggul secara permanen atau tanggul dibuat dari beton, sehingga memberikan rasa aman kepada para petambak garam di Desa Kalibuntu yang mayoritas petani garam," katanya.
Informasi yang dihimpun di lapangan, rob tidak hanya terjadi di Desa Kalibuntu, namun juga menerjang Desa Sidopekso dan Desa Kebonagung di Kecamatan Kraksaan, kemudian Desa Randutatah dan Desa Pondokelor di Kecamatan Paiton.
Salah seorang warga Desa Sidopekso Irfan mengatakan banjir pasang air laut susulan kembali terjadi pada Selasa (5/12) malam pukul 23.00 WIB yang terdengar suara gemuruh dari pesisir utara.
"Ketinggian air sekitar 50 cm dari pesisir, namun air tersebut tidak sampai masuk rumah warga yang berada di sekitar pantai karena ketinggian pasang air laut lebih rendah daripada kemarin. Mudah-mudahan fenomena rob segera berakhir, namun kami tetap waspada," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi mengatakan pihaknya tidak bisa berbuat banyak terkait keinginan warga untuk membangun tanggul permanen karena bukan kewenangan instansinya.
"Itu masuk bencana alam, sehingga warga bisa mengusulkan kepada BPBD Probolinggo. Namun di sisi produksi budi daya ikan tambak masuk kewenangannya, kalaupun diusulkan melalui Dinas Perikanan bisanya ya menggunakan APBD 2018," tuturnya.(*)