Kediri (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengingkan agar lulusan SMK bisa terampil dan pendidikan vokasi bisa mendukungnya, dimana ke depan lulusan siap menghadapi dunia kerja.
Wagub mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan prioritas peningkatan tata kelola pendidikan vokasi. Pengembangan SMK juga akan dilakukan berbasis kompetensi sehingga terjadi 'Link and Match' (keterkaitan dan kesepadanan) dengan industri.
"Saat ini ada 1.944 SMK di Jatim dengan total siswa mencapai 703 ribu anak. Mereka ini harus diarahkan agar menjadi tenaga terampil di dunia kerja," katanya setelah menghadiri Dialog Nasional ke-5 Sukses Indonesiaku di Gedung Sasana Krida Surya Kencana (SKSK) PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, Jawa Timur, Rabu.
Gus Ipul, sapaan akrabnya mengatakan, kinerja perekonomian Jawa Timur saat ini sangat membanggakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja tersebut dengan fokus memperbaiki pendidikan vokasi.
Dari catatan yang ada, pada Triwulan III 2017, perekonomian Jawa Timur tumbuh sebesar 5,21 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya tumbuh sebesar 5,03 persen.
Dengan PDRB yang mencapai Rp1.497 triliun, struktur ekonomi Jawa Timur sampai triwulan III masih ditopang tiga sektor utama yakni industri pengolahan 28,90 persen, sektor perdagangan 18,19 persen, dan sektor pertanian 13,53 persen.
Sedangkan realisasi investasi di Jawa Timur pada tahun 2016 tercatat mencapai Rp155 triliun, yang terdiri dari PMA sebesar Rp26 triliun, PMDN Rp46 triliun, dan PMDN Non-Fasilitasi Rp82 triliun.
"Kami berharap nilai investasi ini mampu membuka lapangan kerja baru bagi 749.078 orang," kata Gus Ipul.
Sementara itu, dari data Badan Pusat Statistik, jumlah tenaga kerja di Jawa Timur saat ini sebesar 19,11 juta orang, yang disumbangkan dari tiga sektor yakni pertanian 6,98 juta orang atau 36,49 persen, sektor perdagangan 4,02 juta orang atau 21,01 persen, dan sektor industri pengolahan 2,77 juta orang 14,47 persen.
"Terlihat bahwa tenaga kerja di sektor industri pengolahan Jawa Timur memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan tenaga kerja pada sektor yang lain," ujar Gus Ipul. (*)