Malang (Antara Jatim) - Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono memimpin pelepasan 165 tukik atau anak penyu hijau di pantai Nganteb, Malang Selatan, Jumat (3/11).
Pelepasan jenis hewan yang dilindugi itu sebagai upaya dari Korps Marinir dalam menjaga kelestarian laut Indonesia.
Pada pelepasan tukik itu diikuti oleh Komandan Pasmar-2 Brigjen TNI (Mar) Nur Alamsyahh, Komandan Komando Latih Korps Marinir Kolonel Marinir Wurjanto, Wadan Pasmar-1 Kolonel Marinir Siswoto, Danbrigif-3 Mar Kolonel Marinir Umar Farouq, Danrem 083/Bdj Kolonel Inf Bangun Nawoko, para Asisten Danpasmar-1, para komandan komando pelaksana atau satuan pelaksana Pasmar-1 serta para pejabat teras lainnya dijajaran Kolatmar.
Ke 165 tukik hijau yang dilepas ke pantai tersebut merupakan hasil penangkaran di Pantai Bajul Mati yang merupakan salah satu daerah binaan Puslatpurmar-4 Purboyo.
Komandan Kormar mengatakan kegiatan tersebut merupakan bentuk kepedulian Korps Marinir terhadap kelangsungan hidup biota laut dan kelestarian laut di seluruh perairan Indonesia dengan memberikan usaha penyadaran masyarakat tentang pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara arif dan bijaksana untuk menjaga pelestarian dan perlindungan sumberdaya.
"Salah satu upayanya berupa perlindungan penyu bertelur dan menetaskan telur penyu secara alami," katanya.
Penyu yang dilepas adalah jenis penyu hijau (Chelonia mydas) yang merupakan jenis penyu laut besar yang termasuk dalam keluarga Cheloni dae. Hewan ini adalah satu-satunya spesies dalam golongan Chelonia. Mereka hidup di semua laut tropis dan subtropis, terutama di Samudera Atlantik dan Samudera Pasifik.
Nama penyu hijau diambil dari lemak bewarna hijau yang terletak di bawah cangkang satwa tersebut.
Jumlah penyu hijau kini semakin berkurang, karena banyak diburu untuk diambil pelindung tubuhnya (karapaks dan platron) sebagai hiasan, telurnya sebagai sumber protein tinggi dan diyakini obat, juga dagingnya sebagai bahan makanan.
"Kami dari Korps Marinir melepas tukik-tukik ini sebanyak 165 ekor dan kami harapkan dapat melestarikan alam di sekitar pantai ini," kata Mayjen TNI (Mar) Bambang Suswantono.
Ia berharap, 165 tukik yang dilepas ke laut itu mampu bertahan hidup dan berkembang biak dengan baik. "Kami berharap tukik-tukik ini dapat beranak dan kemudian mereka dapat lestari untuk hidup di sekitar Pantai Nganteb dan sekitarnya," katanya.
Sementara itu, sebanyak 165 tukik yang dilepas itu merupakan hasil penangkaran yang berada di Pantai Serang, Kabupaten Blitar dan Pantai Lampon, Banyuwangi.
Tukik-tukik itu menjalani masa penangkaran selama tiga bulan supaya bisa bertahan hidup di laut lepas. Selain penyu hijau, tukik jenis lain yang dilepas adalah penyu sisik atau eretmochelys imbricata dan tukik penyu lengkang. Tukik jenis itu diperkirakan bisa bertahan sampai usia 50 tahun dengan berat 500 kilogram di masa tua.
"Kebetulan tempat ini kami pakai untuk latihan. Di samping tempatnya masih lestari, kemudian kami berharap binatang apapun juga yang ada di sini dapat juga hidup sebagaimana mestinya," katanya.
Sebelumnya, Korps Marinir juga sudah pernah melepas tukik di pantai yang ada di Kabupaten Malang bagian selatan. Total, sudah ada 1.500 ekor tukik yang dilepas di sejumlah pantai di Kabupaten Malang bagian selatan.
"Kalau untuk tukik secara keseluruhan ada 1.500-an ekor. Kebetulan di sektor Malang selatan ini bukan hanya Pantai Nganteb saja tempat latihan kami. Termasuk Pantai Ngliyep, Pantai Bale Kambang, di Sendang Biru, juga termasuk di Pantai Selatan lah," katanya.
Pada kesempatan ini Komandan Komando Latih Korps Marinir Kolonel Marinir Wurjanto dan Komandan Puslatpurmar-4 Purboyo Letkol Mar Widoyono menyampaikan bahwa selaku penyelenggara pihaknya bekerja sama dengan Badan Konservasi Lingkungan Hidup Pemkab Malang.(*)