Jember (Antara Jatim) - Realisasi serapan gabah dan beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre XI Jember, Jawa Timur hingga awal November 2017 mencapai 94.500 ton setara beras atau sekitar 124 persen dari target pengadaan beras yang dipatok oleh Kementerian Pertanian.
Kementerian Pertanian mematok target serapan Bulog Jember sebanyak 76.000 ton setara beras, sedangkan dari internal Bulog mematok target pengadaan awal (prognosa) sebesar 72.000 ton setara beras.
"Realisasi serapan Bulog Jember mencapai 124 persen berdasarkan target Kementan, sedangkan berdasarkan target Bulog sudah mencapai 130 persen," kata Wakil Kepala Bulog Sub Divisi Regional Dwiana Puspita Sari di Jember, Sabtu.
Menurutnya realisasi serapan gabah dan beras pada tahun 2017 merupakan serapan tertinggi selama lima tahun terakhir di Bulog Jember, namun pihaknya masih tetap melakukan pembelian gabah atau beras petani kendati capaiannya sudah lebih dari 100 persen.
"Serapan gabah dan beras yang dilakukan Bulog Jember merupakan serapan tertinggi di Jawa Timur, bahkan tertinggi di Indonesia dibandingkan Bulog di daerah lain, sehingga kami bersyukur bisa melakukan pembelian beras petani secara maksimal di Jember," tuturnya.
Ia menjelaskan petugas tetap melakukan pembelian langsung ke petani melalui satuan kerja yang ada dan melakukan pelayanan dengan membuka pembelian gabah atau beras di Kantor Bulog Jember hingga akhir tahun nanti.
"Saat ini musim panen sudah selesai, sehingga harga beras di tingkat petani sudah mencapai Rp8.500 hingga Rp8.600 per kilogram, sedangkan Bulog maksimal bisa membeli beras petani sebesar Rp8.030 per kilogram," katanya.
Bulog Jember, lanjut dia, melakukan sinergi dan koordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Komando Distrik Militer (Kodim) dalam melaksanakan serapan gabah, sehingga realisasi serapan di Jember bisa mencapai 100 persen lebih.
"Selain turun langsung ke petani, kami juga menjalin kemitraan dengan mitra untuk menyerap gabah dan beras petani dengan mitra yang aktif itu berasal dari gabungan kelompok tani, koperasi unit desa (KUD), dan Commanditaire Vennootschap (CV)," ujarnya.
Kabupaten Jember merupakan salah satu kabupaten lumbung pangan di Jawa Timur, sehingga setiap tahun produksi padi di wilayah setempat selalu "surplus" dan persediaan beras Bulog Jember dikirim ke berbagai daerah yang kekurangan beras.(*)