"Banyaknya obat oplosan saat ini disebabkan banyak hal di antaranya semakin sulitnya mendapatkan narkoba. Akhirnya penyalahgunaan obat seperti peredaran obat ilegal dan oplosan. Itu karena lebih murah dan lebih mudah didapat," kata Gus Ipul saat memusnahkan barang bukti obat ilegal di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Surabaya, Rabu.
Menyikapi fenomena itu, Gus Ipul mengajak semua pihak untuk ikut secara bersama-sama dengan melakukan beberapa hal. Pertama mengajak masyarakat ikut mengawasi peredaran obat ilegal tersebut.
"Selanjutnya akan lebih bersinergi dengan kepolisian, kejaksaan serta meminta imigrasi dan bea cukai untuk melakukan pengetatan sehingga obat itu akan lebih sulit untuk beredar di wilayahnya," ujarnya.
Selain itu, BPOM akan terus melakukan usaha pengawasan serta kerja sama dengan ikatan apoteker. Juga bekerja sama dengan kelompok dan komunitas masyarakat untuk sama-sama menyadari bahwa ada bahaya yang perlu diwaspadai selain narkoba.
"Kalau pengawasannya dikuatkan, akan mengurangi dan menghambat peredaran obat yang sekarang marak beredar," kata dia.
Ditanya berapa nilai obat ilegal yang beredar di Jatim, Gus Ipul mengaku belum mengetahuinya karena sedang dihitung berapa nilainya.
Sementara itu, Kepala BPOM Surabaya Hardaningsih mengatakan pihaknya akan memusnahkan barang bukti obat dan kosmetik yang berhasil mereka situ dari seluruh daerah di Jatim mulai awal tahun senilai Rp5 miliar.
"BB itu kami dapatkan dari seluruh Jawa Timur mulai dari awal tahun di sarana produksi maupun distribusi. Kami sedang menunggu karena kemarin gedung pemusnahan kebakaran jadi belum bisa beroperasi kalau sudah bisa. Kami akan melakukan pemusnahan semua," kata dia.
Dia menjelaskan, obat ilegal yang disita kebanyakan adalah obat impor. Sementara peredarannya ada di toko obat, pasar, toko biasa juga ada. Dirinya menegaskan, selain memusnahkan bb, pihaknya juga mendorong tersangka untuk ditindak tegas sesuai hukum yang ada.(*)
Video oleh Willy Irawan