Surabaya (Antara Jatim) – Mahasiswa Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta (STKW) Surabaya unjuk karya keramik dalam pameran seni rupa bertajuk "Springs Up" di Galeri Dewan Kesenian Surabaya, Kompleks Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo Surabaya, 11 – 16 September 2017.
"Ada sekitar 40 karya keramik yang dipamerkan oleh 18 mahasiswa STKW," ujar Ketua Panitia Pameran Rafika Diah Anggraini saat ditemui di sela pembukaan pameran, Senin malam.
Mereka yang berpameran adalah mahasiswa jurusan Seni Murni STKW Surabaya yang sebagian besar duduk di semester tujuh atau angkatan masuk tahun 2014/ 2015.
"Ada 13 mahasiswa jurusan Seni Murni angkatan 2014/ 2015 yang terlibat berpamaren di sini, sisanya adalah beberapa mahasiswa lain angkatan di atas kita," ujarnya.
Rafika menjelaskan keseluruhan mahasiswa jurusaan Seni Murni STKW Surabaya angkatan tahun 2014/ 2015 jumlahnya mencapai 30 orang.
"Tapi tidak semuanya ikut pameran karena kami harus menyeleksinya dan kami mengajak beberapa mahasiswa angkatan di atas kita dalam pameran ini," katanya.
Karya-karya keramik yang dipamerkan, Rafika menandaskan, adalah presentasi karya para mahasiswa jurusan Seni Murni STKW Surabaya dari hasil mengikuti mata kuliah studi keramik.
"Ada mata kuliah studi keramik 1 dan 2 di jurusan Seni Murni STKW Surabaya. Karya-karya yang kami pamerkan adalah presentasi dari mengikuti dua kali mengikuti kuliah studi keramik itu," ujarnya.
Dia menjelaskan, di kampus seni lainnya, seperti Universitas Negeri Surabaya maupun Institut Seni Indonesia Yogyakarta mupun Solo, ada jurusan sendiri bagi mahasiswa yang ingin mendalami seni keramik, yaitu jurusan Seni Kriya.
"Tapi di STKW Surabaya pendalaman tentang seni keramik jadi satu di jurusaan Seni Murni," katanya.
Dalam pameran ini mahasiswa STKW menggandeng kurator Hari Prajitno, yang juga salah seorang dosen di jurusan Seni Murni STKW Surabaya, untuk menyeleksi karya-karya keramik yang dinilai layak dipamerkan.
Hari menjelaskan karya-karya keramik oleh para mahasiswanya dalam pameran bertema "Springs Up" adalah sebuah bentuk proses dari seni dan teknologi yang mewujudkan bentuknya berdasarkan sejauh mana kemampuan masing-masing personal seniman mewujudkan kekaryaannya.
"Secara umum kekaryaan mereka dibuat tahun 2017, berbahan dasar tanah rendah dan sebagian tanah tinggi yang hampir semua proses pembuatannya dengan cara diglasir. Pada akhirnya kami serahkan pada penikmat seni untuk menginterpretasikan sendiri karya-karya mereka," katanya. (*)