Surabaya (Antara Jatim) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyatakan Festival Layang-Layang Internasional atau Surabaya International Kite Festival (SIKF) 2017 yang digelar di Pakuwon City, Sabtu, menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Pahlawan.
"Setiap tahun, pesertanya bertambah banyak. Kreasi layang-layang yang ditampilkan juga semakin beraneka ragam. Semoga kegiatan ini bisa terus meningkat sehingga bisa menjadi destinasi wisata," kata Tri Rismaharini saat membuka SIKF 2017 di Side Area Long Beach Selatan, Pakuwon City.
SIKF ini merupakan agenda yang rutin digelar setiap tahun di Surabaya. Untuk tahun ini, kegiatan hasil sinergi Pemerintah Kota Surabaya dengan Persatuan Layang-Layang Surabaya (Perlabaya) ini digelar dua hari yakni mulai 19-20 Agustus 2017.
Risma mengatakan SIKF 2017 yang ke-20 ini bisa menjadi sarana untuk mengenalkan Surabaya ke dunia internasional. Hal ini dikarenakan pesertanya tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri.
Untuk SIKF tahun ini, lanjut dia, ada peserta dari tujuh negara yang ikut serta di antaranya dari Indonesia, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Singapura dan Prancis. Khusus dari Indonesia, pesertanya dari 26 kabupaten/kota di antaranya ada dari Riau, Jakarta, Depok, Bandung, Solo, Ponorogo, Sidoarjo, Malang, Denpasar, hingga Makassar.
Seusai memberikan sambutan, Wali Kota Tri Rismaharini lantas mencoba menerbangkan layang-layang dengan warna merah putih. Bukan hanya satu layang-layang, tetapi sebanyak 72 layang-layang yang didesain berjajar. Bersamaan dengan itu, layang-layang bergambar logo Kota Surabaya, juga ikut terbang tinggi.
Angka 72 tersebut melambangkan usia Republik Indonesia yang baru saja merayakan HUT Kemerdekaan ke-72 tahun. Memang ada yang beda dengan tampilan layang-layang di festival tahun ini dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini dikarenakan kegiatan ini hanya berselang dua hari setelah peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, motif layang-layang yang difestivalkan pun mengusung semangat kemerdekaan.
Selain layang-layang merah putih, juga ada layang-layang bergambar pahlawan nasional, I Gusti Ngurah Rai dan Sultan Hasanuddin. Bahkan, ada layang-layang dengan motif Hotel Yamato (kini Hotel Majapahit) yang pada tahun 1945 silam menjadi lokasi bersejarah perobekan warna biru bendera Belanda oleh Arek-Arek Suroboyo
"Filosofi dari layang-layang ini, kita bisa terbang untuk menggapai cita-cita. Tadi juga ada layang-layang simbol bendera merah putih yang jumlahnya 72. Saya juga minta agar layang-layang simbol logo Surabaya juga terbang tinggi. Maknanya, ketika Indonesia terbang tinggi, Surabaya juga harus terbang tinggi," ujar wali kota.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Widodo Suryantoro mengatakan agenda Surabaya International Kite Festival 2017 ini penting sebagai bagian upaya untuk melestarikan budaya bangsa, serta meningkatkan apresiasi masyarakat kepada layang-layang.
"Selain itu tentunya memberikan hiburan kepada masyarakat untuk menyemarakkan peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia. Karenanya, silahkan warga untuk hadir meramaikan kegiatan ini," kata Widodo.
Bahkan, lanjut Widodo, para penonton tidak hanya disuguhi aneka layang-layang hias dengan beragam kreasi. Masyarakat juga bisa berkesempatan untuk belajar membuat layang-layang hias.
"Ini juga ada pemberian keterampilan dan pelatihan membuat layang-layang," ujarnya. (*)