Surabaya (Antara Jatim) - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Surabaya menyatakan tingkat konsumsi warga Kota Surabaya memakan ikan hingga saat ini masih tergolong rendah atau belum memenuhi target nasional.
"Tingkat konsumsi ikan di Surabaya rata-rata masih sekitar 35 kilogram per kapita per tahun," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Surabaya Joestamadji di Surabaya, Jumat.
Menurut dia, jumlah tersebut memang meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya 22 sampai 30 kilogram per tahun. Meski ada kenaikan, tingkat konsumsi ikan di Surabaya masih kalah tinggi dibandingkan dengan beberapa kota di Indonesia Timur sepeti Maluku, Makasar atau di Nusa Tenggara Timur.
Melihat masih rendahnya konsumsi makan ikan di Surabaya, lanjut dia, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan membuat terobosan dengan menggelar lomba teknologi tepat guna untuk mahasiswa dan lomba pengolahan hasil perikanan untuk kader PKK kecamatan serta siswa SMP se-Kota Surabaya di halaman Taman Surya, Sabtu (12/8).
Joestamadji menyampaikan maksud dan tujuan lomba gelar teknologi tepat guna untuk merangsang perkembangan teknologi tepat guna (TTG) di sektor pertanian, peternakan, perikanan, kelautan dan pangan sekaligus memberi apresiasi kepada para pencipta produk TTG yang inovatif.
"Kami menggandeng beberapa praktisi dari universitas ITS dan Widya Mandala agar karya teknologi yang diciptakan benar-benar bonafit sehingga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ujar Joestamadji.
Berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan tim juri selama dua bulan didapat 27 peserta yang terbagi atas mahasiswa, siswa SMA/SMK dan masyarakat. "Nanti kriteria penilaian akan dilihat dari konsep yang mereka buat lalu presentasi dan terakhir alat teknologi yang diciptakan," ujarnya.
Sedangkan untuk lomba pengolahan hasil perikanan Joestamadji sengaja menggandeng kader PKK, karena baginya PKK merupakan penggerak kegiatan program pemerintah dan memiliki tingkat partisipasi kegiatan yang sangat tinggi sehingga perlu dilibatkan dalam rangka pemberdayaan serta peningkatan kesejahteraan keluarga.
"Saya berharap PKK mampu mendorong upaya dari program pemerintah yakni Gemar Ikan untuk meningkatkan konsumsi ikan bagi keluarga dan lingkungannya," katanya.
Ia mengatakan sangat penting untuk mengonsumsi ikan karena ikan merupakan sumber protein hewani. Masalahnya, lanjut dia, selama ini tidak sedikit di rumah tangga yang tidak memiliki kemampuan ikan menjadi lebih menarik untuk dikonsumsi.
Dengan adanya kegiatan ini, lanjut dia, diharapkan masyarakat Surabaya bisa lebih piawai dalam mengolah ikan. "Rata-rata anak-anak kurang berselera bila melihat ikan yang dimasak utuh. Berbeda bila ikannya dimasak dengan berbagai olahan," ujarnya. (*)