Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendukung Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) karena menjadi pemicu bagi keberhasilan pembangunan dan kelancaran perekenomian di Tanah Air.
"Pemprov sangat mendukung kesuksesan GNNT, salah satunya melalui fasilitas transaksi di tol yang sangat membantu kelancaran perekonomian," ujar Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, dengan mekanisme pembayaran tol secara nontunai maka transaksi menjadi lebih cepat dan tidak terdapat antrean di setiap gerbang tol di Jatim.
"Sehingga dengan arus lalu lintas jalan tol yang lancar maka distribusi pangan. Ini adalah dukungan terhadap kebijakan pengendalian harga di daerah agar sasaran inflasi di Jatim tercapai," ucapnya.
Selain itu, dukungan terhadap GNNT telah dilaksanakan melalui berbagai kegiatan sejak 2015, antara lain penandatanganan kesepakatan bersama pada 10 Desember 2015 tentang kerja sama peningkatan transaksi nontunai untuk layanan keuangan di Jatim.
Kemudian, kata dia, pengembangan ATM Samsat pada 2015 yang merupakan mesin pelayanan memanfaatkan media "SmartCard" dan digunakan oleh pemilik kendaraan bermotor sebagai wajib pajak.
"ATM Samsat untuk bayar pajak kendaraan bermotor untuk melakukan transaksi pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) dan pengesahan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)," kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Tak itu saja, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut juga mengaku secara konsisten menerapkan transaksi nontunai dalam rangka pelaksanaan program kerja dan operasional harian kantor demi menunjang efisiensi maupun transparansi.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi A. Johansyah mengatakan GNNT telah dicanangkan oleh Bank Indonesia pada 14 Agustus 2014 dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan instrumen nontunai.
"Harapannya, ke depan semakin banyak komunitas atau masyarakat yang bertransaksi nontunai dengan menggunakan instrumen nontunai dalam kegiatan ekonomi," katanya.
Berbagai manfaat, lanjut dia, dapat dirasakan dengan bertransaksi nontunai, di antaranya kepraktisan bertransaksi dan keamanan dalam membawa instrumen nontunai dibandingkan dengan uang tunai.
Kemudian, efisiensi biaya antara biaya produksi instrument nontunai dan biaya pencetakan, peredaran serta pengelolaan uang tunai tunai.
"Manfaat lainnya adalah pencatatan transaksi secara otomatis sehingga memudahkan dalam menghitung aktivitas ekonomi, serta meningkatkan sirkulasi uang dalam perekonomian," katanya. (*)