Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, memberikan bantuan berupa alat dan
perlengkapan pertanian untuk kelompok tani di Kecamatan Pesantren guna
mendorong agar produksi pertanian bisa lebih optimal.
"Kami memberikan hibah alat pertanian. Ada enam kelompok tani di Kecamatan Pesantren, dan alat ini adalah usulan dari kelompok tani lewat Musrenbang 2017," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan, bantuan alat-alat pertanian itu diajukan ke pusat. Bantuan itu berupa alat bajak sawah maupun pompa air. Alat-alat tersebut diusulkan pada 2017, dan seharusnya bisa turun pada 2018. Namun, karena barang di kementerian pertanian cukup banyak, akhirnya usulan disetujui dan bisa turun pada 2017.
Ia menambahkan, total bantuan itu adalah lima unit pompa air serta satu alat bajak sawah. Namun, jumlah itu masih bertambah dan saat ini masih dalam proses turun. Rencananya, jika sudah turun dari pusat, secepatnya akan diberikan ke kelompok tani sesuai dengan pengajuan mereka.
"Bantuan itu turun secara bertahap. Pada 2017 ini, kami mengajuka delapan alat bajak sawah, 10 unit pompa air, serta pengajuan mesin tanam sekitar lima unit. Untuk mesin tanam hingga kini masih turun satu," katanya.
Ia pun menambahkan, pengajuan beragam perlengkapan pertanian itu juga mengacu pada kebutuhan kelompok. Saat ini, tenaga kerja di bidang pertanian juga semakin sedikit, sehingga dibutuhkan beragam perlengkapan untuk menunjang kegiatan pertanian.
Semeru mengatakan, untuk saat ini belum semua kelompok tani mendapatkan bantuan. Hal itu diberikan secara bertahap. Selain sesuai dengan pengajuan kelompok tani, bantuan diberikan agar merata dengan kelompok yang lain. Di Kediri, terdapat 62 kelompok tani dan semuanya aktif.
Ia mengatakan, berupaya sebaik mungkin untuk terus meningkatkan produksi pertanian di Kota Kediri. Salah satunya dengan menerapkan teknologi tanam dengan sistem jajar legowo. Sistem itu adalah mengatur jarak tanam, dengan harapan produksi jadi lebih optimal.
"Untuk pembangunan pertanian, kami lakukan budi daya jajar legowo. Itu yang kami galakkan, karena nampaknya pola lama produksi lebih sedikit. Dengan jajar legowo, produksi padi naik hingga 9-10 ton per hektare, jadi bisa lebih bagus," kata Semeru. (*)
"Kami memberikan hibah alat pertanian. Ada enam kelompok tani di Kecamatan Pesantren, dan alat ini adalah usulan dari kelompok tani lewat Musrenbang 2017," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih di Kediri, Jumat.
Ia mengatakan, bantuan alat-alat pertanian itu diajukan ke pusat. Bantuan itu berupa alat bajak sawah maupun pompa air. Alat-alat tersebut diusulkan pada 2017, dan seharusnya bisa turun pada 2018. Namun, karena barang di kementerian pertanian cukup banyak, akhirnya usulan disetujui dan bisa turun pada 2017.
Ia menambahkan, total bantuan itu adalah lima unit pompa air serta satu alat bajak sawah. Namun, jumlah itu masih bertambah dan saat ini masih dalam proses turun. Rencananya, jika sudah turun dari pusat, secepatnya akan diberikan ke kelompok tani sesuai dengan pengajuan mereka.
"Bantuan itu turun secara bertahap. Pada 2017 ini, kami mengajuka delapan alat bajak sawah, 10 unit pompa air, serta pengajuan mesin tanam sekitar lima unit. Untuk mesin tanam hingga kini masih turun satu," katanya.
Ia pun menambahkan, pengajuan beragam perlengkapan pertanian itu juga mengacu pada kebutuhan kelompok. Saat ini, tenaga kerja di bidang pertanian juga semakin sedikit, sehingga dibutuhkan beragam perlengkapan untuk menunjang kegiatan pertanian.
Semeru mengatakan, untuk saat ini belum semua kelompok tani mendapatkan bantuan. Hal itu diberikan secara bertahap. Selain sesuai dengan pengajuan kelompok tani, bantuan diberikan agar merata dengan kelompok yang lain. Di Kediri, terdapat 62 kelompok tani dan semuanya aktif.
Ia mengatakan, berupaya sebaik mungkin untuk terus meningkatkan produksi pertanian di Kota Kediri. Salah satunya dengan menerapkan teknologi tanam dengan sistem jajar legowo. Sistem itu adalah mengatur jarak tanam, dengan harapan produksi jadi lebih optimal.
"Untuk pembangunan pertanian, kami lakukan budi daya jajar legowo. Itu yang kami galakkan, karena nampaknya pola lama produksi lebih sedikit. Dengan jajar legowo, produksi padi naik hingga 9-10 ton per hektare, jadi bisa lebih bagus," kata Semeru. (*)