"Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) disebutkan jika pada 2019 ditargetkan ada 5 ribu Desa Sejahtera yang ditangani berbagai kementerian. Dan, Kemensos bersinergi dengan 15 perguruan tinggi yang memiliki program Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk mewujudkan program Desa Sejahtera Mandiri ini," kata Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa usai melepas ribuan peserta KKN mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) di Dome UMM, Rabu.
Menurut Mensos, target 5.000 Desa Sejahtera pada 2019 tersebut dibagi di berbagai kementerian dan Kemensos mengambil program Desa Sejahtera Mandiri dengan menggandeng perguruan tinggi melalui program KKN-nya yangbisa menjangkau pelosok desa.
Hanya saja, lanjut Mensos, jika program Desa Mandiri Sejahtera itu diturunkan tanpa ada yang mendampingi, mengawal dan menjamin kontinyuiti program tersebut, efektivitas program itu rasanya akan sulit bisa sukses.
Oleh karena itu, katanya, pada tahun 2015, Kemensos mengkoordinasikan program Desa Sejahtera tersebut dengan Kemenristek Dikti dan Kementerian Desa untuk melakukan pemetaan. Kemensos menyiapkan formula Desa Sejahtera Mandiri. "Memang yang menjadi mitra Kemensos hanya denagn perguruan tinggi yang punya program KK," katanya.
Ia mengemukakan dengan kekuatan perguruan tinggi yang bersinergi dengan kekuatan kemasyarakatan akan menjadi dahsyat. "Ibaratnya tetesan saja dari Kemensos, bisa menjadi danau, bahkan kawah yang meluas dalam upaya membangun Desa Sejahtera Mandiri ini karena sudah emndapatkan kekuatan-kekuatan lain dari perguruan tinggi, termasuk dari UMM," tuturnya.
Secara bertahap Kemensos merealisasikan program Desa Sejahtera Mandiri tersebut. "Untuk tahun ini kami realisasikan 100 desa, tahun depan 50 desa dan seterusnya. Kami yakin dengan sinergitas antarkementerian terkait, program Desa Sejahtera bisa terwujud hingga 5.000 desa pada 2019," ucapnya.
Mahasiswa UMM yang dilepas untuk menjalankan program KKN di 186 desa yang tersebar di 18 kota dan kota di Jawa Timur itu sebanyak 5.151 peserta. Selama KKN di desa yang ditentukan itu, mereka tidak hanya membangun bangunan fisik, tetapi juga nonfisik, termasuk edukasi dalam bidang kesehatan.(*)
Video oleh: Endang Sukarelawati