Kediri (Antara Jatim) - Perputaran dana bergulir untuk koperasi dan usaha kecil mikro (UMK) di Kota Kediri, Jawa Timur, berkembang menjadi berlipat-lipat kali, dari semula hanya Rp9 miliar menjadi Rp24 miliar.
"Dulu kami siapkan Rp9 miliar untuk koperasi dan UMK dan saat ini perputarannya sudah sekitar Rp24 miliar," kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro, dan Tenaga Kerja Kota Kediri Kristianto di Kediri, Sabtu.
Ia mengatakan, dana bergulir tersebut memang terus berkembang. Dana itu diberikan sejak 2007, dimana awalnya hanya Rp1 miliar, lalu bergulir dan pada 2008 menjadi Rp2 miliar. Pada 2009 juga bertambah menjadi Rp6 miliar, sehingga totalnya adalah Rp9 miliar. Dana itu berkembang menjadi sekitar Rp24 miliar.
Kristianto juga mengatakan, dana itu memang khusus untuk koperasi dan UMK. Sementara, untuk usaha menengah tidak. Setiap koperasi bisa mengajukan dana bergulir hingga Rp100 juta, dan untuk UMK bisa hingga Rp50 juta. Pengajuan itu bisa lewat bank daerah, yaitu Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kota Kediri.
"Semua pengajuan kredit sekarang ini lewat BPR Kota Kediri per 2017. Ini supaya dalam hal pengawasan, pemantauan tidak terpecah. BPR juga milik pemkot," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan tingkat perkembangan koperasi dan UMK di Kota Kediri cukup bagus. Untuk koperasi, jumlahnya di Kota Kediri mencapai 652 koperasi. Namun, dari jumlah itu tidak semuanya aktif, dimana yang aktif saat ini sekitar 85 persen.
Ia menyebut, ada beragam alasan yang menjadi pemicu koperasi tidak aktif, misalnya dari manajemen, adanya kredit macet yang menumpuk, hingga anggota yang kurang aktif. Jika koperasi tidak aktif, maka tidak bisa mengajukan kredit untuk meminjam dana bergulir tersebut.
Sementara itu, untuk UMK di Kota Kediri, Kristianto juga mengatakan semakin berkembang, dimana dari yang semula 26 ribu UMK saat ini sudah naik menjadi sekitar 33 ribu UMK. Data itu adalah adata terbaru dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kediri.
Kristianto juga mengatakan, pemerintah kota terus berupaya mendorong agar koperasi dan UMK juga semakin berkembang. Bahkan, salah satunya dengan memberikan bunga kredit yang sangat murah, hanya 4 persen per tahun. Untuk pengajuan kredit, tetap menggunakan agunan.
Selain itu, pemerintah juga memberikan fasilitas pada UMK di Kota Kediri untuk ikut pameran baik di daerah maupun ke luar daerah. Pameran itu sekaligus sebagai upaya untuk semakin mengenalkan produk daerah agar semakin dikenal oleh masyarakat luas, sehingga usahanya pun juga semakin maju.
"Kami juga terus mengadakan pembinaan, termasuk ada klinik UMK, pelatihan. Jadi, ada tiga untuk usaha itu, yaitu kemampuan. Kami menyuport dengan memberikan pelatihan, pemberian modal dengan dana bergulir, serta pemasaran yang dibantu daring," ujarnya.
Walaupun memberikan bunga yang sangat rendah ketika pengajuan dana bergulir, yaitu 4 persen per tahun, Kristianto menyebut instansi terkait tetap tegas jika ada nasabah yang membandel. Jika ada kredit macet, yang bersangkutan akan diberi surat peringatan, namun jika tetap tidak bisa membayar dan tidak ada jalan keluar, akan ditetapkan lelang agunan yang bersangkutan.
"Kan ada agunan. Yang bersangkutan akan diberikan SP 1, SP 2, dan tahap ketiga akan diberi tahu lelang agunan itu," kata Kristianto. (*)