"Ini (anjungan cerdas) merupakan hasil penelitian balitbang (badan penelitian dan pengembangan), bahwa Undang-undang Jalan bilang (mengamanahkan) kita harus punya rest area untuk sopir," kata Kepala badan pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementrian PUPR Rido Matari Ichwan di sela kunjungan kerjanya mendampingi jajaran Komisi V DPR RI meninjau Bendungan Tugu, Trenggalek, Jumat.
Ada dua proyek percontohan (inkubasi) anjungan cerdas yang kini tengah di bangun Kemen-PUPR. Selain di Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek, proyek serupa juga tengah dibangun di Rambut Siwi, Jembrana, Provinsi Bali.
Rido mengakui proyek anjungan cerdas tersebut mencontoh konsep "rest area" multifungsi yang banyak ditemukan di Jepang yang dikenal dengan istilah "michi-no-eki".
Namun menurutnya, konsep area peristirahatan untuk sopir atau pengendara lintaskota/provinsi (jarak jauh) itu bakal memiliki tujuh fungsi sekaligus.
"Selain sebagai rest area, anjungan cerdas memiliki fungsi sebagai area pendidikan, rekreasi, pengembangan produk unggulan ekonomi lokal, konservasi, pusat informasi, tempat makan, pusat informasi, gerai traveler/ATM," papar Rido.
Khusus untuk anjungan cerdas di Bendungan Tugu, Trenggalek, Kemen-PUPR mengalokasikan anggaran lebih dari Rp60 miliar dan telah dimulai sejak 2016.
"Anjungan cerdas di Bendungan Tugu ini kami proyeksikan selesai dalam tiga tahun. Jadi pada 2018 pertengahan atau awal diharapkan sudah berfungsi, lebih dulu selesai dari proyek Bendungan Tugu yang diperkirakan baru kelar pada 2019," ujarnya.
Sesuai gambaran yang dipaparkan Rido Matari Ichwan di hadapan Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis dan beberapa anggota dewan lain, anjungan cerdas dibangun persis di atas Bendungan Tugu.
Posisinya berada di tepi jalan nasional Trenggalek-Ponorogo yang merupakan salah satu jalur antarprovinsi sekaligus poros yang menghubungkan pesisir selatan dengan pesisir utara Jatim melalui Madiun.
Lahan yang digunakan untuk anjungan cerdas itu direncanakan seluas 3,5 hektare, dengan beberapa fasilitas yang bisa memanjakan pengendara, seperti area parkir kendaraan, ruang terbuka hijau, gerai ATM, pusat informasi pembangunan infrastruktur di bawah Kemen-PUPR khususnya menyangkut jalan dan Bendungan Tugu, dermaga apung, gardu pandang, amphi teater, hingga etalase produk ekonomi lokal.
Ketua Komisi V DPR RI Fary Djemy Francis mengatakan proyek percontohan anjungan cerdas Bendungan Tugu maupun di Rambut Siwi sebagai inovasi yang layak dikembangkan untuk mengatasi semakin tingginya volume kendaraan yang terus meningkat.
"Kami berharap ke depan anjungan cerdas ini menjadi model pengembangan 'rest area' yang tidak hanya berfungsi untuk tempat istirahat, tapi juga menjadi sarana edukasi, informasi sekaligus pengembangan ekonomi kawasan yang bernuansa lokal," kata Fary Djemy Francis.(*)
Video oleh: Destyan H Sujarwoko