Surabaya (Antara Jatim) - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Jawa Timur sepakat mendukung nama Nurwiyatno sebagai calon Wakil Gubernur dalam bursa Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di provinsi setempat.
"Banyak alasan bagi kami memunculkan nama Nurwiyatno sebagai salah satu kandidat yang layak menjadi pemimpin Jatim pada periode mendatang," ujar Sekretaris PA-GMNI Jatim Ony Styawan kepada wartawan di Surabaya, Kamis.
Menurut dia, Nurwiyatno yang di posisi struktural di PA GMNI Jatim sebagai ketua merupakan tokoh tepat untuk duduk sebagai orang nomor dua di Jatim, termasuk mewakili sosok nasionalis sehingga cocok mendampingi calon Gubernur yang kemungkinan besar muncul beberapa nama mewakili sosok religius.
Dalam kaca mata para aktivis alumni GMNI, kata dia, Nurwiyatno memiliki beberapa kelebihan jika disandingan dengan calon Gubernur manapun yang akan bertarung pada Pilkada 27 Juni 2018.
"Kelebihannya pertama, beliau adalah birokrat senior di Pemprov Jatim sehingga sangat paham dengan berbagai persolan kepemerintahan, kemudian mampu melakukan komunikasi politik dengan berbagai partai politik di Jatim," ucapnya.
Selain itu, kata dia, Nurwiyatno adalah mantan aktivis yang tergabung dalam GMNI di Universitas Jember dan sekarang menjadi Ketua PA GMNI yang diakui atau tidak, memiliki jaringan politik yang cukup luas.
"Dari tiga alasan tersebut saja dapat disimpulkan bahwa Nurwiyatno merupakan figur yang layak untuk disandingkan dengan siapapun, bisa Saifullah Yusuf, Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini maupun kandidat lainnya," katanya.
Sementara itu, Nurwiyatno ketika dikonfirmasi terpisah mengaku berterima kasih dan tersanjung atas kepercayaan yang diberikan sehingga namanya disebut sebagai salah seorang yang layak maju di Pilkada.
"Tentu saya terhormat mendapat kepercayaan dari rekan-rekan alumni sehingga saya siap jika nantinya dibutuhkan untuk Jatim. Apalagi karir saya selama ini saya habiskan untuk mengabdi di Jatim," katanya.
Inspektur Pemprov Jatim tersebut sejak 1983 sudah tercatat sebagai birokrat aparatur sipil negara, yaitu 24 tahun di bagian inspektorat, 7 tahun di bidang keuangan sebagai kepala biro dan kepala BPKAD, dan 3 tahun terakhir inspektur.
Tak itu saja, namanya bahkan pernah menggantikan Tri Rismaharini menjadi orang nomor satu di Pemkot Surabaya setelah ditunjuk Gubernur Jatim Soekarwo sebagai Penjabat Wali Kota Surabaya (September 2015-Februari 2016).
"Saya akan melihat perkembangan politik di Jatim dan dinamikanya, baru kemudian bersikap," katanya sembari mengaku siap meninggalkan jabatannya sebagai Inspektur Pemprov Jatim jika dipercaya maju dan terdaftar di KPU Jatim. (*)