Surabaya (Antara Jatim) - Lembaga Sensor Film (LSF) Jawa Timur berkomitmen meningkatkan kesadaran sensor mandiri kepada masyarakat terhadap film-film yang disuguhkan di televisi maupun layar lebar.
"Kami siap memberikan yang terbaik agar generasi muda terselamatkan dari tontonan negatif," ujar anggota LSF Jatim Muhammad Lukman Hidayat ditemui di sela pelantikan LSF Jatim di Surabaya, Selasa.
Menurut dia, saat ini harus dibiasakan menyensor sendiri film-film sekaligus dijadikan budaya sehingga masyarakat semakin mengerti mana tontonan yang layak dan tidak.
Kendati demikian, pihaknya sebagai lembaga yang berwenang menyensor film tak sesuai aturan akan semakin memberikan perhatian dan proteksi.
"Film Indonesia harus terlindungi dan anak bangsa jangan sampai terpengaruh hal negatif. LSF Jatim siap untuk melakukan itu," ucap mantan general manager salah satu pabrik gula di bawah naungan PTPN XI tersebut.
Di tempat sama, Ketua LSF Indonesia, Ahmad Yani Basuki berpesan kepada seluruh angota LSF Jatim yang baru dilantik untuk menjadikan sensor mandiri sebagai budaya dan masyarakat mampu memilih serta memilah film.
"Selamat kepada anggota LSF Jatim yang baru dilantik dan pesan saya, jadikan sensor mandiri sebagai budaya. LSF adalah penerang dan pendorong untuk semakin berkembangnya produktivitas film nasional," katanya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) Jatim, Wira Lina, mengapresiasi adanya lembaga sensor film di Ibu Kota Provinsi sehingga tidak perlu ke Jakarta untuk proses sensor sebuah produksi film.
"LSF kini sudah berada di Jatim dan diharapkan mampu melindungi masyarakat dari tayangan yang tidak sepantasnya. Kami sangat mendukung sekali," katanya.
LSF merupakan lembaga independen di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang memiliki wewenang menyeleksi adegan-adegan di film sebelum ditayangkan ke publik agar masyarakat terlindungi serta terhindar dari pengaruh negatif.
Di Jatim, sebanyak tujuh anggota LSF dilantik untuk masa periode 2017-2021, yaitu Muhammad Roissudin, Fatur Rohman, M. Natsir, Anwar Hudijono, Lukman Hidayat, Budi Santosa dan Aditya Rizka Ashar. (*)
Video oleh: Fiqih Arfani
Video oleh: Fiqih Arfani