Jakarta (Antara) - Sebanyak 25 pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik akan melakukan pertemuan di Bali pada 22-25 April 2017 dalam ajang the 9th Asia Pacific Regional (APR) Scout Leaders Summit 2017.
"Tujuan APR Scout Leaders Summit adalah mendiskusikan dan membahas program besar dan penting di Asia Pasifik serta menyelesaikan tantangan dan hambatan yang ditemui," kata Andalan Nasional Kwarnas Gerakan Pramuka Urusan Hubungan Luar Negeri Brata Hardjosubroto dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan acara itu juga akan membahas arah dan langkah Pramuka ke depan, termasuk persiapan menghadiri Konferensi Pramuka se-Dunia ke-41 di Baku, Azerbaijan, Agustus 2017 dan Konferensi Pramuka se-Asia Pasifik ke-27 di Filipina 2018.
Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik yang akan hadir, kata dia, yaitu dari Australia, Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Taiwan, Fiji, Hong Kong, India, Indonesia, Jepang, Kiribati, Korea Selatan, Maladewa, Mongolia, Myanmar, Nepal, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Singapura, Sri Lanka dan Thailand.
Menurut Brata, dengan pertemuan itu banyak manfaat yang bisa diambil antara lain, Gerakan Pramuka dapat mempertahankan dan memperkuat peran dan kontribusinya dalam pergaulan serta percaturan dan diplomasinya di Asia Pasifik.
Masalahnya, Gerakan Pramuka adalah organisasi internasional yang menerapkan prinsip-prinsip yang diperkenalkan oleh Lord Baden Powell.
Gerakan Pramuka di Indonesia, kata dia, memiliki anggota 17.200.595 sesuai data Munas 2013 atau yang terbesar di dunia. Dengan anggota sebanyak itu, Gerakan Pramuka sangat diperhitungkan dalam pergaulan internasional, terutama menyangkut pendidikan kaum muda yang mampu menciptakan perubahan positif.
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault bangga Indonesia kembali menjadi tuan rumah pertemuan pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik.
Dia berharap Pramuka Indonesia bisa mengambil peran strategis dalam setiap pengambilan kebijakan menyangkut perkembangan organisasi kepanduan dunia.
Kwarnas Gerakan Pramuka, kata dia, selalu memberikan yang terbaik saat menjadi tuan rumah dalam berbagai pertemuan internasional terkait kepramukaan.
"Untuk pertemuan Ketua Pramuka se-Asia Pasifik di Bali nanti, saya tekankan, agar berbagai hal yang sudah dievaluasi saat kita menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan internasional sebelumnya dijadikan salah satu pedoman. Kita harus percaya diri, tapi juga harus membuka diri terhadap ide-ide dari negara lain," katanya. (*)