Sidoarjo (Antara Jatim) - Anggota PKK Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur dibekali pemahaman tentang tanggap darurat bencana, karena perempuan, anak dan usia lanjut menjadi kelompok yang rentan menjadi korban saat terjadi bencana.
Wakil Ketua I Tim Penggerak PKK Kabupaten Sidoarjo Ida Nur Ahmad Syaifuddin di Sidoarjo, Rabu mengatakan perempuan, anak-anak dan lanjut usia adalah kelompok yang paling rentan menjadi korban saat bencana.
"Mereka selalu di rumah dan sulit mendapatkan akses informasi saat bencana tiba," katanya saat memberikan sambutan pada Sosialisasi Peningkatan Keterampilan Perempuan dalam Tanggap Darurat Bencana yang diselenggarakan di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.
Ia mengemukakan, kelompok perempuan dan anak-anak lebih banyak menjadi korban dari keganasan bencana.
"Di samping itu, penyandang cacat dan para lansia sama sekali tidak mampu menyelamatkan diri saat bencana tiba," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, peran ibu-ibu sangat penting dalam mencegah banyaknya korban dari kelompok tersebut dan diharapkan paham tentang tanggap darurat bencana.
"Ibu-ibu diharapkan selalu siap dan sigap bila terjadi bencana. Melalui kegiatan seperti ini ia berharap, anggota TP-PKK mendapatkan bekal keterampilan dan pemahaman yang cukup tentang pencegahan, penanganan dan pemulihan pasca bencana," katanya.
Ke depan, dirinya berharap peningkatan keterampilan berlanjut dengan pembentukan komunitas perempuan siaga bencana.
"Bila perlu komunitas tersebut dapat dibentuk di setiap desa bahkan sampai ke dusun. Komunitas tersebut diperlukan untuk berkoordinasi pra bencana maupun saat bencana datang serta pasca bencana," katanya.
Wadah tersebut, lanjut dia, para perempuan dapat saling membagi pengalaman dan pengetahuan menyangkut siaga bencana sekaligus sebagai media konsolidasi untuk mendiskusikan pentingnya memahami pengurangan resiko bencana.
"Komunitas ini juga dapat menjadi media “perempuan siaga bencana” untuk saling berdiskusi dan mencari solusi," ucapnya.
Sementara itu Ketua Pokja Sosio Kultura dan Demografi-Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Dr. Hendro Wardhono, yang menjadi narasumber kegiatan ini mengatakan bencana tidak mengenal waktu.
"Tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi bencana. Namun ada tanda-tanda yang dapat dilihat. Seperti tanda-tanda potensi terjadinya bencana tsunami," katanya.
Ia juga mengatakan perempuan menjadi korban terbanyak saat bencana melanda yakni sekitar 80 persen korbannya adalah wanita.
"Seperti bencana tsunami di Aceh tahun 2004 silam. Ketidaktahuan akan tanda-tanda akan adanya bencana menjadi salah satu penyebabnya. Oleh karena itu pemahaman tentang tanggap darurat bencana perlu sampaikan," katanya.(*)