Sumenep (Antara Jatim) - Pimpinan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II-B Sumenep, Jawa Timur, melibatkan sejumlah instansi samping untuk membenahi dan meningkatkan kinerja dan pelayanan internal.
"Selain ada jajaran atau staf, di lingkungan kerja kami juga terdapat warga binaan yang harus kami bina dan jaga. Oleh karena itu, kami harus bersinergi dengan para pihak terkait," kata Kepala Rutan Sumenep, Ketut Akbar di Sumenep, Jumat.
Pada Jumat pagi, pimpinan Rutan Sumenep menandatangani nota kesepahaman dengan pimpinan enam instansi samping, di antaranya Polres dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumenep, dalam rangka peningkatan kualitas kinerja petugas pemasyarakatan dan pembinaan warga binaan.
Secara internal, peningkatan kapasitas dan kemampuan bagi petugas pemasyarakatan merupakan hal yang wajib dilakukan guna memastikan tugas dan fungsi pokoknya bisa dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Peningkatan kapasitas bagi staf rutan supaya mereka bisa bekerja secara disiplin, salah satunya merealisasikan target kerja tanpa narkoba dan pungutan liar (pungli).
Sementara bagi warga binaan, pembinaan agar mereka menjadi insan yang lebih baik setelah keluar dari rutan merupakan tugas pokok dan penting petugas pemasyarakatan.
"Ada dua dimensi kinerja yang harus kami lakukan. Kami juga harus memastikan rutan sebagai tempat bagi warga binaan untuk menggodok dirinya menjadi insan yang lebih baik. Jangan sampai mereka kembali ke rutan lagi," kata Akbar, menerangkan.
Sejak beberapa waktu lalu, pimpinan Rutan Sumenep kembali menghidupkan sekaligus mencoba mengembangkan bakat dan keterampilan para warga binaannya.
Caranya dengan membentuk empat kelompok kreatif untuk membuat aneka kerajinan tangan, yakni kelompok yang memproduksi batik tulis, kelompok pecut, kelompok rajutan, dan kelompok layang-layang.
Salah satu tujuan pembentukan kelompok kreatif itu supaya warga binaan memiliki keterampilan dan selanjutnya bisa digunakan sebagai modal untuk bekerja atau mencari nafkah bagi keluargnya setelah keluar dari rutan.
"Dalam konteks itu, kami sengaja bersinergi dengan pimpinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumenep agar ikut membina kelompok kreatif yang kami bentuk sekaligus membantu pemasaran produksi kelompok kreatif," ujarnya.
Akbar menjelaskan, hasil kerajinan tangan yang dihasilkan kelompok kreatif Rutan Sumenep telah dipasarkan dengan bekerja sama dengan toko, hotel, dan pengelola objek wisata. (*)