Siswa SMK Tulungagung Gelar Doa Bersama UNBK

Siswa mengikuti ritual istighatsah atau doa bersama dalam rangka menyambut pelaksanaan UNBK 2017 di mushala SMK NU Tulungagung, Jawa Timur, Kamis (30/3) (Destyan Sujarwoko)

"Ritual ini juga sebaiknya dilakukan di rumah. Shalat malam, memohon doa restu orang tua, dan tentu juga harus dibarengi usaha dengan belajar rajin serta latihan soal," ujarnya.

Tulungagung, (Antara Jatim) - Puluhan siswa SMK Nahdlatul Ulama Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Kamis menggelar istighatsah atau doa bersama dalam rangka menyambut pelaksanaana ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMA/SMK, 3-5 April.

"Melalui ritual istighatsah semacam ini semoga siswa lebih siap secara mental dan spiritual dalam menghadapi UNBK nanti," kata Kepala SMK NU Tulungagung Kozin, di Tulungagung.

Ritual yang berlangsung di tengah jam pelajaran sekolah itupun berlangsung khidmat.

Semua siswa, khususnya kelas XII, khusyuk menjalankan rangkaian istighatsah yang diawali dengan kegiatan shalat hajat berjamaah, dilanjutkan pembacaan shalawat nariyah hingga 700 kali.

"Doa bersama sebenarnya rutin kami lakukan setiap menjelang jam pelajaran sekolah pada pagi hari. Namun 'khususon' menjelang UNBK ini kami selenggarakan istighatsah tambahan untuk memberi dukungan spiritual pada siswa peserta UNBK," ucapnya.

Kozin di akhir acara doa bersama sempat memberi wejangan atau semacam tausiyah pada para siswa peserta istighatsah.

Ia mengimbau agar persiapan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer tak hanya dilakukan siswa dengan belajar lebih rajin, namun juga harus diikuti dengan doa dan istiharah kepada Tuhan YME agar dimudahkan dalam pelaksanaan ujian nanti.

"Ritual ini juga sebaiknya dilakukan di rumah. Shalat malam, memohon doa restu orang tua, dan tentu juga harus dibarengi usaha dengan belajar rajin serta latihan soal," ujarnya.

Untuk persiapan pelaksanaan UNBK kali pertama bagi siswa SMK NU Tulungagung, Kozin memastikan telah tiga kali melakukan uji coba dan simulasi ujian menggunakan perangkat komputer dengan sistem daring.

Hasilnya, kata dia, siswa tidak mengalami kesulitan berarti kendati kualitas hasil uji coba masih perlu terus ditingkatkan.

"Kalau sistemnya Insya Allah tidak ada kendala karena sebagian besar siswa sini merupakan siswa jurusan informatika yang tentu mereka sudah familiar dengan sistem komputerisasi. Demikian juga dengan siswa jurusan farmasi," katanya.(*)