Sumenep (Antara Jatim) - Pimpinan Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas II-B Sumenep, Jawa Timur, mulai memasarkan hasil karya warga binaan pemasyarakatan setempat.
"Untuk hasil kerajinan tangan berupa rajutan dan pecut, kami titipkan ke hotel. Sementara untuk layang-layang dititipkan ke toko di sekitar rutan," kata Kepala Rutan Sumenep, Ketut Akbar di Sumenep, Kamis.
Sejak awal November 2016, pimpinan Rutan Sumenep membentuk kelompok kreatif yang anggotanya adalah warga binaan pemasyarakatan guna memproduksi kerajinan tangan.
Selain kerajinan tangan berupa rajutan, pecut, dan layang-layang, kelompok kreatif warga binaan pemasyarakatan itu juga memproduksi batik tulis.
"Untuk batik, mulai desain motif hingga pewarnaannya dilakukan oleh warga binaan kami. Namun, untuk batik, belum dipasarkan, karena produksinya masih terbatas," kata Akbar, menerangkan.
Ia menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan salah seorang perajin batik di Kecamatan Kota untuk mengajari warga binaannya agar bisa memproduksi batik tulis.
Sementara untuk kerajinan tangan lainnya, sejumlah warga binaan memang memiliki keterampilan dan kemauan untuk berkreasi selama mereka berada di rutan.
"Kami belum setahun bertugas di Rutan Sumenep. Ketika berkomunikasi dengan warga binaan ternyata sebagian dari mereka memiliki keterampilan dan akhirnya dibentuk kelompok kreatif," ujarnya.
Untuk sementara kelompok kreatif yang dibentuk pimpinan Rutan Sumenep itu terdiri atas empat kelompok, yakni kelompok yang memproduksi layang-layang, kelompok pecut, kelompok rajutan, dan kelompok batik tulis. (*)