Trenggalek (Antara Jatim) - Kepolisian Resor Trenggalek, Jawa Timur, memeriksa seorang anak punk laki-laki berinisial YV (17) yang diduga menelantarkan bayi baru lahir diduga hasil hubungan di luar nikah dengan perempuan sesama anak jalanan berinsial NM (18).
"Kasus ini masih kami selidiki dengan memeriksa saksi-saksi, terutama YV dan NM yang diduga sebagai ayah-ibu bayi," kata Kapolsek Durenan AKP Moch. Solikhin di Trenggalek, Sabtu.
Ia mengungkapkan, kasus tersebut menjadi perhatian polisi setelah YV datang ke Mapolsek Durenan dan menyerahkan bayi laki-laki yang diakuinya diterima dari seseorang sesama anak punk.
"Kami lalu interogasi hingga YV mengakui jika bayi itu dari NM, pacarnya sesama anak punk," kata Solikhin.
Untuk mengusut lebih lanjut, saat ini tim reskrim Polsek Durenan sedang melakukan pemanggilan terhadap NM yang diduga telah kembali ke rumahnya di daerah Kepanjen, Malang.
Sementara jabang bayi laki-laki yang diserahkan YV sementara dititipkan ke Puskesmas Durenan, karena Polsek Durenan tidak memiliki sarana-prasarana dan kapasitas untuk merawat bayi.
"Kami sudah bekoordinasi dengan pihak Puskesmas Durenan serta Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Trenggalek terkait hal ini. Selain itu kasus ini akan dikembangkan karena ada dugaan penelantaran anak," katanya.
Berdasar pengakuan YV saat diinterogasi, bayi mungil yang dia serahkan barusan diterima dari NM pada Kamis (2/3) malam, setelah keduanya janjian bertemu di sekitar Balai Desa Pandean, Kecamatan Durenan Trenggalek.
Setelah, bertemu tiba-tiba NM langsung menyerahkan bayi laki-laki yang baru saja dia lahirkan dan menyuruh YV untuk merawatnya.
"Pengakuan YV, saat menyerahkan NM berucap bayi itu merupakan anak YV, dan YV harus merawatnya," paparnya.
Alasan NM kepada YV, keluarga NM di Kepanjen tidak ada yang bersedia merawat jabang bayi tersebut.
"Hal itu membuat YV bingung karena tak tahu cara merawat bayi, sementara dirinya hanya anak punk yang pengangguran. YV lalu menyerahkan jabang bayi itu ke Polsek Durenan dengan harapan ada yang merawat," tutur Solikhin.(*)