Bojonegoro (Antara Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, merekrut 15 penari (lima laki-laki dan 10 perempuan) yang dipersiapkan untuk mengikuti Festival Karya Tari se-Provinsi Jawa Timur pada April 2017.
"Sebanyak 15 penari untuk festival karya tari se-Jawa Timur, dari hasil seleksi yang kami laksanakan hari ini (Senin) yang diikuti 46 penari. Untuk selanjutnya para penari akan mengikuti pelatihan menari selama dua bulan," kata Kasi Budaya dan Kesenian Disbudpar Bojonegoro Yanto Munyuk, Senin.
Kepada penari yang lolos seleksi, ia mengharapkan bisa berlatih secara maksimal agar mampu menguasai tari Nyi Andong Sari, karya koreografer disbudpar Deny Ike Kirmayanti dan Hendri. Karya tari Nyi Andong Sari didukung kurator Adi Sutarto, dan penulis skenaria Yanto Munyuk.
Dengan demikian, menurut dia, di dalam festival karya tari nantinya para penari bisa tampil lebih bagus dibandingkan tari peserta lainnya, sehingga bisa keluar sebagai juara.
"Bojonegoro pernah keluar sebagai juara dalam Festival Karya Tari se-Jatim pada 2015 ketika menampilkan karya tari Kahyangan Api, bahkan karya tari itu mampu menjuarai dalam festival tingkat nasional," paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan para penari yang lolos seleksi akan dilatih untuk membawakan tari Nyi Andong Sari, yang merupakan legenda Kelurahan Ledokkulon, Kecamatan Kota.
Di dalam tari Nyi Andong Sari menceritakan kisah Nyi Andong Sari yang telah melanggar larangan suaminya Ki Andong Sari.
Dikisahkan sebagai seorang suami Ki. Andong Sari melarang istrinya mengenakan pakaian jarit dengan motif Parang Barong.
Tetapi, karena tidak percaya Nyi Andong Sari tetap mengenakan pakaian jarit Parang Barong.
Melihat istrinya Nyi Andong Sari mengenakan pakaian jarit Parang Barong, kata dia, suaminya Ki Andong Sari marah dan melarang kelak kalau meninggal dunia mereka berdua makamnya jangan dijadikan satu.
Oleh karena itu, lanjut dia, di pemakaman umum Kelurahan Ledokkulon, makam Ki Andong Sari berada di cungkup, sedangkan Nyi. Andong Sari berada di luarnya dengan jarak sekitar 4 meter.
"Sesuai tema festival karya tari harus mengambil legenda lokal," ucapnya.
Ia menambahkan peserta seleksi penari diambil dari penari yang tergabung dalam berbagai sanggar tari tingkat SLTA di berbagai sekolahan.
"Seleksi penari ini sekaligus untuk mencari bibit unggul penari muda di Bojonegoro," ucapnya menambahkan.(*)