Surabaya (Antara Jatim) - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf mengharapkan semua insinyur yang tergabung dalam Persatuan Insinyur Indonesia (PII) memberi solusi penanganan bencana yang terjadi di wilayahnya.
"Harapannya semua insinyur bisa membuat kajian atas bencana yang kerap terjadi tiap tahun, seperti tanah longsor, banjir dan jalan rusak," ujarnya di sela pelantikan pengurus PII Wilayah Jatim periode 2016-2019 di Surabaya, Kamis.
Kajian-kajian tersebut, kata dia, hasil penelitian yang dilakukan bersama Pemerintah Daerah akan dijadikan acuan, sekaligus bisa memberikan solusi konkret kepada masyarakat.
Menurut dia, penelitian itu harus segera dilakukan sebab merupakan langkah awal dalam menentukan langkah pemerintah untuk meminimalisasi bencana agar tak terjadi berulang-ulang.
Gus Ipul, sapaan akrabnya, juga mengusulkan insinyur-insinyur tak berhenti berinovasi dalam melakukan kajian, meskipun disadari bahwa anggaran yang disediakan tidak besar.
"Intinya riset-riset dalam bidang keteknikan yang ditekuni insinyur adalah pendukung utama kemajuan bidang konstruktif di tengah masyarakat," katanya.
Di sisi lain, terkait kebutuhan tenaga insinyur, orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut menyampaikan bahwa Indonesia masih sangat kekurangan, karena dari sekitar 60 ribu lulusan Sarjana Teknik, tidak lebih dari 45 persen yang berprofesi sebagai insinyur.
Dari 45 persen yang menjadi insinyur, lanjut Gus Ipul, pekerja di sektor insfrastruktur hanya 50 persen.
Pada kesempatan tersebut, mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal itu juga mengucapkan selamat kepada Ketua PII Wilayah Jatim Mohammad Bisri yang sehari-hari juga sebagai Rektor Universitas Brawijaya Malang.
Sementara itu, Ketua Umum PII Hermanto Dardak mengaku sangat membutuhkan masukan dan kerja sama dari lembaga lain untuk menangani persoalan bencana, terlebih setiap kondisi rawan bencana memiliki penanganan berbeda pada setiap titiknya.
"Karena itulah kajian penelitian yang dilakukan khusus di Jatim nantinya diharapkan bisa menjadi acuan dalam menangani kasus serupa di kota-kota di Indonesia," katanya. (*)