Bangkalan (Antara Jatim) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan, Jawa Timur menemukan sebanyak 306 orang menderita kusta dan mereka itu tersebar di tiga kecamatan.
"Ketiga kecamatan itu masing-masing Kecamatan Burneh, Tanjung Bumi, dan Kecamatan Konang," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Bangkalan Walid Yusufi di Bangkalan, Selasa.
Dari tiga kecamatan itu, jumlah penderita kusta terbanyak ialah di Kecamatan Burneh, yakni sebanyak 38 orang, kemudian Kecamatan Tanjung Bumi sebanyak 32 orang dan yang paling sedikit ialah di kecamatan Konang, yakni sebanyak 31 orang.
Ia menjelaskan, data jumlah penderita kusta di Kabupaten Bangkalan itu, sesuai data terakhir, laporan dari masing-masing puskesmas yang tersebar di 18 kecamatan pada awal 2017.
Dibanding sebelumnya, jumlah penderita kusta di Kabupaten Bangkalan itu lebih sedikit. Sebab, kala itu jumlah penderita kusta di Bangkalan sebanyak 310 orang.
"Jadi ada penurunan sebanyak empat orang," katanya.
Ia menjelaskan, gejalanya penyakit kusta ini seperti panu dan ketika diberi obat tidak terasa perih.
"Jenis penyakit ini ada dua tipe, yakni tipe kusta basah dan kusta kering," katanya, menjelaskan.
Diantara sebanyak 306 warga yang menderita penyakit kusta itu, menurut dia, kebanyakan merupakan penderita kusta basah. "Jenis kusta basah ini mudah menular. Kalau kusta kering tidak," katanya, menjelaskan.
Sementara itu, Pemprov Jatim belum lama ini merilis, Jawa Timur termasuk provinsi dengan jumlah angka penderita kusta terbanyak di Indonesia, dan Kabupaten Bangkalan termasuk salah satu diantara kabupaten yang warganya banyak menderita kusta.
Sepanjang 2016, jumlah penderita kusta di Indonesia sekitar 17.000 orang dan 30 persen di antaranya 4.183 orang berada di wilayah Jatim.
Dari jumlah itu, sebanyak 8 persen atau 332 orang di antaranya merupakan penderita usia anak-anak.
Selain di Kabupaten Bangkalan, kantong-kantong penderita kusta di Pulau Madura ialah Kabupaten Sampang dan Kabupaten Sumenep, yakni mencapai 35 persen dari total jumlah penderita kusta di Jawa Timur.
Menurut Kabid P2PL Bangkalan Walid Yusufi, pemerintah sebenarnya telah mencanangkan program bebas kusta dengan memberikan bantuan pengobatan gratis kepada penderita hingga sembut.
"Tapi yang menjadi kendala kami di lapangan, penderita umumnya enggan untuk berobat ke puskesmas, meski gratis," katanya.
Hal ini terjadi, karena masih ada anggaran bahwa kusta merupakan penyakit kutukan dan tidak bisa disembuhkan. "Padahal tidak seperti ini. Banyak kok diantara para penderita di daerah lain, termasuk di Bangkalan ini yang sembuh dengan berobat secara rutin," katanya, menjelaskan. (*)