Sumenep (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur telah menyelesaikan appraisal aset SMA PGRI setempat yang menjadi objek penghambat keselamatan penerbangan pesawat berkapasitas 70 penumpang dari dan ke Bandara Trunojoyo.
"Saat ini, kami akan memproses penggantian aset tersebut. Dananya sudah dialokasikan pada tahun ini," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Sumenep, Sustono di Sumenep, Rabu.
Sejak awal 2016, Otoritas Bandara Trunojoyo meminta pemerintah daerah untuk merelokasi atau minimal membongkar salah satu bangunan di SMA PGRI yang berstatus objek utama penghambat keselamatan penerbangan pesawat.
Pemkab Sumenep pun berusaha merespons permintaan tersebut supaya Bandara Trunojoyo bisa dimanfaatkan untuk aktivitas penerbangan pesawat berkapasitas 70 penumpang.
Namun, hingga akhir 2016, relokasi maupun pembongkaran bangunan di SMA PGRI yang menjadi objek penghambat itu belum terealisasi.
Penyebabnya diduga akibat proses appraisal atas aset SMA PGRI itu belum selesai dan selanjutnya pemerintah daerah tidak memiliki dasar untuk mengganti aset salah satu sekolah swasta tersebut.
"Saat ini, kami mulai mengintensifkan komunikasi dengan pengelola SMA PGRI untuk membahas penggantian aset," kata Sustono tanpa menyebut hasil appraisal atas aset SMA PGRI itu.
Ia berharap penggantian aset SMA PGRI tersebut berjalan lancar dan selanjutnya rencana pengembangan Bandara Trunojoyo juga berjalan sebagaimana mestinya.
Sebelumnya, Otoritas Bandara Trunojoyo menyatakan pesawat berkapasitas 70 penumpang atau komersial tidak akan bisa beroperasi selama masih ada gedung dua lantai di kawasan SMA PGRI.
Jarak antara ujung landas pacu pesawat di Bandara Trunojoyo dengan bangunan SMA PGRI sekitar 230 meter. (*)