Banyuwangi (Antara Jatim) - Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, memasang kamera pengintai atau CCTV di sejumlah titik di tepi sungai untuk menjaga kualitas air agar tetap bersih.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Minggu menjelaskan sebagai langkah awal, CCTV pertama diletakkan di Sungai Lo atau Kali Lo yang membelah Kota Banyuwangi. Sebanyak empat CCTV dipasang di beberapa sudut Sungai Lo yang kini telah dipercantik dengan berbagai ornamen itu.
"Sudah sepekan ini Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian memasang CCTV. Kami pasang di beberapa titik, seperti di jembatan Kali Lo yang berada di Jalan Kapten Ilyas dan Jalan Kapten Piere Tendean. Dalam waktu dekat, akan dipasang empat CCTV lagi di titik lainnya agar pemantauan lebih intensif. Pemasangan juga akan dilakukan di sungai lainnya, prioritasnya di Sungai Kalimati Muncar dan Sungai Rogojampi," katanya.
Anas menjelaskan, pemasangan CCTV ini sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi aktivitas masyarakat yang berpotensi mengotori sungai. "Semua aktivitas bisa terlihat, mulai dari buang sampah sampai pembuangan limbah rumah tangga. Itu semua terpantau lewat kamera CCTV yang dipasang," katanya.
Dia mengatakan, pembudayaan untuk menghargai sungai dilakukan lewat beragam cara. Selain telah digelar festival terkait sungai, pihaknya juga menyulap sungai menjadi lokasi wisata, hingga pemasangan kamera tersenyembunyi.
"Biar orang malu kalau terekam. Yang membuang sampah akan ditegur dan diumumkan ke publik secara luas," ujar Anas.
Kebersihan sungai, kata Anas, juga merupakan elemen penting dalam menunjang sektor pariwisata di Banyuwangi. "Kebersihan sungai juga ikut menentukan daya saing wisata karena wisatawan sangat menikmati daerah yang lingkungannya bersih. Apalagi di Pelabuhan Boom akan dijadikan kawasan marina atau dermaga kapal pesiar. Sungai-sungai yang bermuara di Pantai Boom harus dijaga benar kebersihannya," kata Anas.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Banyuwangi Husnul Chotimah menambahkan Sungai Lo menjadi target utama penanganan karena sungai itu masuk kategori kelas empat atau sungai dengan kualitas air terendah yang hanya bisa dipergunakan untuk pertanian dan peternakan saja.
"Secara ekosistem, daya dukung dan daya tampung Sungai Lo menurun akibat buangan limbah domestik. Untuk itu, sungai ini menjadi prioritas yang kami garap untuk ditingkatkan kualitas airnya," katanya.
Sungai Lo merupakan sungai yang mengaliri wilayah perkotaan Banyuwangi yang padat penduduk. Selama ini, masih ditemui warga yang membuang limbah domestik di sungai, mulai dari buang sampah rumah tangga hingga menjadi pembuangan industri rumah tangga tahu dan tempe.
"Pemkab Banyuwangi tahun ini membangun IPAL komunal untuk pengolahan tahu dan tempe bagi warga di sana," kata Husnul.
Untuk mengkontrol kualitas air sungai, Pemkab Banyuwangi menyiapkan Peraturan Bupati (Perbup) yang mengatur tentang pengawasan sungai. "Kita butuh SOP terkait pengawasan, pelaporan dan sanksinya yang nantinya akan diatur dalam Perbup yang kini masih dalam proses penggodokan," ujar Husnul.(*)