Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah menargetkan perbaikan atau revitalisasi pasar tradisional di Indonesia bisa tuntas hingga 2019, sehingga semakin mendukung perekonomian masyarakat.
Direktur Sarana Distribusi dan Logistik Kementerian Perdagangan Sihard Hadjopan Pohan mengemukakan pada 2016 ini pihaknya manargetkan bisa menuntaskan 878 pasar tradisional direvitalisasi.
"Kalau di 2015 sudah 1.017 pasar, di 2016 ini target kami 878 pasar. Tapi, karena ada penghematan, jadi agak mundur, sehingga sekarang baru 1.800-an," katanya ditemui di sela-sela kegiatan dialog ekonomi "Mendorong perekonomian daerah melalui revitalisasi pasar tradisional" yang diselenggarakan Bank Indonesia Kediri di sebuah hotel Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa.
Ia mengatakan, pemerintah secara bertahap melakukan perbaikan pada pasar tradisional di Indonesia dan ditargetkan bisa tuntas hingga 2019. Rencana awal, setiap tahun ada 1.000 pasar tradisional yang diperbaiki, namun semuanya juga disesuaikan dengan anggaran dan kesiapan dari pemerintah daerah setempat.
Jumlah pasar tradisional di Indonesia cukup banyak. Dari sekitar 9.500 yang harus direvitalisasi, pemerintah berharap menuntaskan sebanyak 5.000 pasar tradisional.
Pihaknya mengaku, tidak setiap pemerintah daerah siap dalam program revitalisasi itu, misalnya terkendala lokasi relokasi para pedagang, maupun belum ada lahan.
Namun, pihaknya tetap menegaskan tidak membeda-bedakan terkait dengan program revitalisasi itu. Pemerintah juga memberikan anggaran yang cukup besar. Pada 2015, pemerintah mengucurkan anggaran berupa tugas pembantuan serta alokasi khusus hingga sekitar Rp2,5 triliun. Jumlah itu ada selisih jika dibandingkan dengan alokasi 2016 yang sekitar Rp2,4 triliun.
Pihaknya meminta agar pemerintah daerah juga sigap secepatnya memberikan laporan pasar-pasar yang harus direvitalisasi. Beberapa kriteria pasar yang bisa diperbaiki misalnya usianya sudah di atas 25 tahun.
Sementara itu, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Gatot Kurniawan mengatakan BI selalu mendorong berbagai kebijakan demi pemberdayaan masyarakat.
Ia menyebut, adanya program revitalisasi tersebut tentunya berdampak positif bagi para pedagang maupun pembeli. Mereka akan sama-sama nyaman, sehingga perekonomian pun tumbuh baik.
"Jika pasar bagus, UMKM pun bisa menyuplai ke pasar. Pedagang pun tidak menjua harga terlalu tinggi," katanya.
Ia pun berharap, dengan adanya revitalisasi manajemen juga ikut diperbaiki, misalnya tidak ada lagi pungutan liar maupun para preman. Selain itu, diharapkan pemerintah daerah bisa mewujudkan pasar yang nyaman dan ramah.
Kegiatan dialog ekonomi itu dihadiri sejumlah kalangan. Selain dari akademisi, juga terdapat pemerintah daerah, hingga DPRD dari seluruh wilayah kerja Bank Indonesia Kediri, baik keresidenan Kediri hingga Madiun. (*)