Magetan (Antara Jatim) - Komandan Pangkalan Udara Utama Angkatan Darat (Danlanumad) Ahmad Yani Puspenerbad Kolonel Cpn Harrison Sitorus menyatakan belum diketahui secara pasti penyebab jatuhnya helikopter Bell-412 EP dengan nomor registrasi HA-5166 milik TNI AD yang menewaskan empat orang.
"Untuk penyebab jatuhnya helikopter masih diinvestigasi. Kita semua berharap semua yang terjadi ini segera diselesaikan dan tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujar Harrisan Sitorus saat menghadiri pemakamam Praka Suyanto salah satu korban tewas jatuhnya helikopter tersebut di Desa Subontoro, Kecamatan Karas, Magetan, Selasa.
Menurut dia, pihaknya saat ini masih menunggu tim yang telah dibentuk yang sedang bekerja untuk menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Meski demikian, pihaknya memastikan, helikopter yang dipiloti oleh Lettu Cpn Yohanes Syahputera saat jatuh tersebut dalam kondisi laik terbang.
"Pesawat heli itu sangat laik terbang dan dioperasionalkan. Pembuatannya juga masih baru, yakni tahun 2013," kata dia.
Ia menyatakan semua anggota Peberbad yang gugur dalam kecelakaan helikopter di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara tersebut adalah pahlawan. Karena itu, Almarhum layak dimakamkan di taman makam pahlawan. Namun karena permintaan keluarga, maka Almarhum dimakamkan di tempat pemakaman umum desa kelahiran.
Sebelum gugur, Praka Suyanto berdinas di Skadron Udara 21/Sena Puspenerbad di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten. Namun, almarhum selama beberapa bulan terakhir ditugaskan secara berpindah-pindah.
Sesuai informasi keluarga, sebelumnya Praka Suyanto bertugas selama tiga bulan di Bandung, kemudian dua bulan di Semarang, dan terakhir selama satu bulan di Kalimantan hingga akhirnya mengalami kecelakaan.
Almarhum Praka Suyanto merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Sukiran dan Sunarsih. Kedua saudara almarhum juga merupakan anggota TNI Angkatan Darat.
Ayah korban Sukiran mengaku sangat kehilangan atas kematian putra keduanya tersebut. Sebelum tragedi helikopter yang ditumpanginya jatuh, Praka Suyanto sempat berkomunikasi melalui telepon dengannya.
"Dalam telepon itu, ia menanyakan kabar kesehatan keluarga di Magetan. Ia juga bercerita katanya akan sekolah ke Amerika dengan biaya dari pemerintah," ujar Sukiran sambil berkaca.
Menurut dia, terakhir bertemu dengan korban adalah pada lebaran tahun 2016. Praka Suyanto berkunjung bersama istri dan anaknya selama tiga hari ke Magetan. Almarhum meninggalkan seorang istri dan anak laki-laki berusia tiga tahun, Fabian Ahza Mahardika.
Seperti diketahui, helikopter Bell-412 EP milik TNI AD mengalami hilang kontak sejak 24 November 2016 dan telah ditemukan jatuh pada 27 November 2016. Saat kecelakaan, heli itu dalam tugas mendorong logistik pasukan pengamanan di daerah perbatasan RI-Malaysia.
Heli Bell-412 tersebut diawaki oleh Lettu Cpn Yohanes Syahputera (pilot/meninggal), Lettu Cpn Abdi Darnain (selamat), Lettu Cpn Ginas Sasmita (meninggal), Sertu Bayu (meninggal), dan Praka Suyanto (meninggal). (*)