Situbondo (Antara Jatim) - Kalangan santri ang tergabung dalam Ikatan Santri Salafiyah Syafiiyah Sukorejo atau IKSASS menyatakan bahwa KHR As'ad Syamsul Arifin sejak sebelum ada keputusan dari Presiden RI sudah dianggap sebagai pahlawan.
"Di mata santri, beliau sudah sebagai pahlawan sehingga seluruh aspek dari beliau menjadi tauladan bagi kami," kata Ketua Umum PP IKSASS Munif Shaleh, MAg kepada Antara di Situbondo, Jawa Timur, Rabu.
Presiden Joko Widodo menganugerahkan Gelar Pahlawan Nasional kepada KHR As'ad Syamsul Arifin dalam upacara di Istana Negara Jakarta, Rabu (9/11).
Penganugerahan gelar Pahlawan Nasional itu berdasar Keputusan Presiden Nomor 90/TK/Tahun 2016 tanggal 3 November 2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Kiai Haji Raden As'ad Samsul Arifin (lahir pada tahun 1897 di Mekkah dan meninggal 4 Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun) adalah pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Meskipun bagi almarhum dan santri pengakuan itu tidak terlalu diharapkan, namun para alumni Ponpes Sukorejo yang kini tersebar di seluruh Indonesia bersyukur atas pengakuan perjuangan Kiai As'ad di masa perjuangan merebut kemerdekaan itu.
"Kami melakukan kegiatan syukur dalam konteks agama, yakni membaca Al Quran, baca tasbih, tahmid dan lainnya di daerahnya masing-masing," katanya.
Munif mengatakan tugas santri akan semakin mantap untuk menauladani apa yang pernah dilakukan oleh Kiai As'ad, baik di masa perjuangan merebut kemerdekaan maupun dalam mengisi kemerdekaan.
"Santri harus meneguhkan komitmennya untuk menjaga negara dan bangsa ini menjadi aman, damai dan sejahtera. Intinya bagaimana kami keutuhan NKRI yang merupakan buah dari perjuangan para ulama, termasuk Kiai As'ad," kata dia.
Perjuangan dalam bingkai keutuhan NKRI, katanya, bisa dilihat juga ketika Muktamar NU pada 1984, Kiai As'ad merupakan ulama yang getol memperjuangkan Pancasila menjadi asas tunggal.
"Kami bahagia atas semua ini dan berdoa agar Indonesia tetap jaya dan rakyatnya sejahtera bersama kiprah para ulama," kata Munif.
Sementara leluarga besar Pondok Pesantren Sukorejo menganggap pemberian gelar pahlawan nasional kepada tokoh Nahdlatul Ulama KHR As'ad Syamsul Arifin sebagai anugerah dari Allah.
"Ini anugerah dari Allah. Bagi kami, semuanya disandarkan kepada Allah," kata Sekretris Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo KH Achmad Fadhail, SH, MH.(*)