Kediri (Antara Jatim) - Kepala Dinas Pertanian Kota Kediri Semeru Singgih mengungkapkan tingginya curah hujan yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir memicu perubahan pola tanam padi di Kediri, Jawa Timur, yang relatif maju.
"Perubahan curah hujan ini berdampak pada pemilihan komoditas. Awalnya, ini musim tanam jagung, karena diperkirakan curah hujan normal, tapi sekarang ada beberapa petani yang beralih tanam padi," katanya di Kediri, Rabu.
Ia mengungkapkan, jika cuaca normal seharusnya di Oktober ini masih kemarau dan petani banyak yang tanam jagung. Namun, dengan tingginya curah hujan ini, petani justru menderita kerugian jika tanam jagung.
Di Kota Kediri, target tanam pada 2016 ini mencapai 1.900 hektare, namun saat ini justru sudah melebihi bahkan hingga sekitar 5 persen.
Kondisi itu, kata dia, justru menguntungkan pemerintah dan petani, sebab tanaman padi akan lebih luas. Kondisi itu mendukung program swasembada pangan yang digalakkan pemerintah.
"Ini justru mendukung swasembada pangan bisa terpenuhi. Dengan curah hujan maju akan semakin memperluas tanaman padi," ujarnya.
Produksi padi petani di Kota Kediri, setiap tahun juga mengalami kenaikan. Pada 2015 sekitar 12.500 ton, naik dari produksi tahun sebelumnya yang hanya sekitar 11 ribu ton.
Pemerintah menganjurkan petani mengubah strategi sistem tanam, dengan menggunakan "jajar legowo". Sistem ini meningkatkan populasi tanaman yaitu cara cara mengatur jarak tanam atau rekayasa teknik tanam padi.
Hasil dari sistem tersebut terbukti cukup bagus, dimana produksi padi bisa meningkat menjadi 9 ton per hektare dari sebelumnya hanya sekitar 6,4 ton per hektare.
Semeru menjelaskan, di Kota Kediri lahan yang paling banyak tanaman padi ada di Kecamatan Pesantren dan Mojoroto. Pemerintah pun memberikan banyak dukungan pada petani, sebagai upaya membantu mereka agar produksi pertanian bisa maksimal.
Beberapa dukungan itu, misalnya pemberian bantuan traktor dan pompa air. Namun, realisasi dari bantuan itu masih menunggu verifikasi lagi dari dinas, sehingga bantuan itu benar-benar bisa bermanfaat bagi kelompok tani setempat.
"Ini bantuannya sudah turun, jumlahnya banyak. Yang baru datang ini traktor ada sembilan dan pompa air enam. Namun, untuk menentukan siapa yang mendapatkan alokasi, kelompok tani harus mengajukan proposal terlebih dulu," jelasnya. (*)