Surabaya, (Antara Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur meluncurkan inkubator bisnis melalui pondok pesantren (ponpes) untuk menginisiasi kemajuan ekonomi dengan bekerja sama 17 ponpes besar di wilayah itu.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Benny Siswanto, dalam keterangan persnya di Surabaya, Selasa mengatakan, ada tiga ponpes yang menjadi "pilot project" dalam inkubator tersebut, yakni Ponpes Sunan Drajat di Lamongan yang mempunyai keunggulan sektor perdagangan.
Serta, Ponpes Bahrul Ulum dan Ponpes Tebu Ireng yang keduanya terletak di Kabupaten Jombang dengan masing-masing keunggulan dalam setor keuangan dan pertanian.
"Masing-masing ponpes memang mempunyai potensi yang berbeda-beda," kata Benny kepada wartawan.
Ia mengatakan, pada tahap awal BI Jatim akan membina 15 ustadz dari tiga pondok tersebut, dan melatih ustadz dari 14 ponpes lainnya soal kewirausahaan.
"Dengan pelatihan itu, ustadz diharapkan mampu meneruskan ilmu kewirausahaan yang didapatnya kepada santri dan alumni ponpes-nya masing-masing," katanya.
Ia berharap, dengan adanya pelatihan para alumni ponpes akan mampu menjadi wirausaha dan bisa mandiri secara ekonomi, serta mampu mendorong kesiapan santri mempunyai jiwa kewirausahaan.
"Kendala yang sering dihadapi pengusaha baru biasanya ada di permodalan. Oleh karena itu , kami mendorong agar setiap ponpes memiliki "baitul maal wat tamwil" (BMT), yang bisa menjadi akses pertama bagi usaha yang dirintis santri," katanya.
Artinya, kata Benny, santri tidak langsung diperkenalkan dengan perbankan, namun melalui usaha yang jelas laporan keuangannya, menguntungkan dan mempunyai target market yang jelas.
Benny menjelaskan, dalam inkubator bisnis para santri dan alumni ponpes dilatih membuat laporan keuangan yang baik, melakukan pemasaran yang luas, juga pelatihan teknis untuk mengembangkan usahanya.
Sebelumnya, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan BI Jatim Budi Widihartanto mengatakan keberadaan inkubator bisnis khusus diperuntukkan bagi santri yang akan terjun ke masyarakat, sehingga bisa menerapkan dan mengembangkan ekonomi syariah secara nyata.
Budi mengatakan, fungsi BI dalam program ini hanyalah sebagai pembina dan pengawas berjalannya program inkubator bisnis, sebab pola pembinaan inkubator mengacu pada potensi wilayah dimana santri itu akan terjun ke masyarakat.
"Inkubator bisnis ini adalah sebuah pelatihan nyata yang diberikan kepada santri di beberapa ponpes. Mereka akan diberi edukasi tentang bisnis dan kewirausahaan yang bersifat tematik sesuai dengan potensi usaha di lingkungannya," katanya.(*)