Trenggalek (Antara Jatim) - Jalur lingkar Kota Trenggalek, Jawa Timur, berangsur normal dan bisa dilalui lalu lintas setelah hampir 23 jam terputus total akibat banjir disertai lumpur yang menutup badan jalan sepanjang lebih dari 100-an meter dan ketebalan hingga 30 centimeter.
Koresponden Antara di Trenggalek, Minggu, melaporkan, jalan raya Kanjeng Jimat di Desa Rejowinangun yang menjadi jalur utama bus dan kendaraan umum itu sudah kembali dibuka sekitar pukul 14.00 WIB.
Hujan deras yang mengguyur wilayah Trenggalek sehari sebelumnya telah menyebabkan akses jalan itu putus total sejak Sabtu (8/10) sore, sekitar pukul 15.00 WIB akibat luapan air sungai di titik Jembatan Kucur tersumbat sampah kayu hutan yang terbawa arus banjir dari lereng bukit setempat.
"Hari ini tadi sejak pagi, sekitar pukul 07.00 WIB tim gabungan dari BPBD, TNI, kepolisian, satpol PP dan masyarakat melakukan pembersihan dibantu dua alat berat untuk menyingkirkan lumpur yang menutup badan jalan maupun sungai," kata Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Trenggalek, Yani Purwanto.
Setelah hampir enam jam dilakukan kerja bakti masal, kata Yani, jalan lingkar Kota Trenggalek yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari Terminal Surondakan itu kembali dibuka untuk lalu lintas kendaraan.
Tim reaksi cepat BPBD yang masih bertahan di lokasi selanjutnya melakukan pembersihan sisa lumpur yang sebagian masih menggenangi permukaan jalan.
"Kemarin sore sebenarnya kami sudah melakukan pembersihan material sampah kayu yang menyumbat jembatan kucur maupun yang berserak menutup badan jalan Kanjeng Jimat ini," kata Kepala BPBD Trenggalek Joko Rusianto.
Namun karena material lumpur sangat tebal dan memanjang hingga radius 100 meter, kata Joko, upaya normalisasi baru dilakukan pada Minggu pagi dengan melibatkan jajaran TNI, Polri, satpol PP dan masyarakat sekitar.
Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak yang memantau langsung ke lokasi banjir lumpur di jalur lingkar Kota Trenggalek bersama kapolres setempat AKBP Made Agus Prasetya menjelaskan, banjir terjadi akibat jembatan Kucur tersumbat sedimen lumpur dan sampah kayu hutan yang terbawa arus air sungai dari arah bukit di atasnya.
"Mau tidak mau jalan sementara kami tutup total hingga pembersihan selesai dilakukan dan akses jalur lingkar ini aman dilalui kendaraan," kata Emil.
Ia memastikan tidak ada faktor kerusakan hutan di sekitar lokasi kejadian karena vegetasi hutan pinus di sisi utara jalan raya Kanjeng Jimat dalam kondisi baik.
"Curah hujan dua-tiga hari terakhir memang tinggi dampak la nina. Selain di jalan raya Kanjeng Jimat kami juga mendapat laporan banjir dan longsor di beberapa titik lokasi di wilayah Trenggalek, termasuk di daerah Sumbergedong yang jadi langganan banjir," ujarnya.
Dikonfirmasi di lokasi pembersihan sisa banjir, Wakil Administratur Perum Perhutani BKPH Kediri selatan, Andi Iswindarto menyatakan, kondisi vegetasi tanaman pinus di kawasan hutan produksi Desa Rejowinangun sangat baik karena tidak pernah dilakukan aktivitas penebangan.
"Khusus di petak 79b dan sekitarnya yang ada di kawasan perbukitan sekitar sini sengaja tidak kami lakukan aktivitas penebangan. Sengaja kami lakukan untuk menghindari risiko longsor di pemukiman sekitar, termasuk akses jalan raya Kanjeng Jimat ini," ujarnya.
Jika masih terjadi banjir lumpur sebagaimana terjadi sejak Sabtu (8/10) sore, kata Andi, hal itu disebabkan adanya material sampah kayu hutan sisa longsor yang terbawa arus air sungai dan menyumbat jembatan kucur di titik jalur alternatif antarkecamatan dan antarkota tersebut.(*)
Jalur Lingkar Trenggalek Berangsur Normal Pascabanjir
Minggu, 9 Oktober 2016 17:13 WIB
Hujan deras yang mengguyur wilayah Trenggalek sehari sebelumnya telah menyebabkan akses jalan itu putus total sejak Sabtu (8/10) sore, sekitar pukul 15.00 WIB akibat luapan air sungai di titik Jembatan Kucur tersumbat sampah kayu hutan yang terbawa arus banjir dari lereng bukit setempat.