Kediri (Antara Jatim) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta bantuan dari rukun tetangga (RT) untuk ikut mendata warga miskin di daerahnya, sehingga dapat diketahui dengan pasti jumlah warga miskin.
"Pak RT menghitung secara mendetail warga yang tidak mampu dan ini menjadi peta detail sesuai dengan nama dan alamatnya," katanya saat memberikan bantuan sosial program pemberdayaan masyarakat (Prodamas) 2016 di Kelurahan Setonogedong, Kecamatan Kota, Kediri, Jawa Timur, Jumat.
Ia mengatakan, pemerintah sebenarnya berupaya agar seluruh warga yang kurang mampu bisa dibantu pemerintah, namun terkadang masih ada yang belum terbantu. Mereka belum terdata dan ketika ada program mengeluhnya ke RT setempat. Saat ini, jumlah warga miskin yang terdata sekitar 12 ribu kepala keluarga (KK).
"Kadang ada warga yang belum mendapatkan bantuan dan sekarang sudah 'tersentuh' dan mereka mengadu ke Pak RT, namun dengan adanya bantuan sosial ini semuanya tersentuh," katanya.
Ia pun mengapresiasi dengan program yang dilakukan oleh RT-RT di Kota Kediri. Pemerintah telah membuat program pemberdayaan masyarakat dan memberikan anggaran sebesar Rp50 juta per RT per tahun.
Selain untuk perbaikan fisik, anggaran itu juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sosial di daerahnya, di antaranya dengan memberikan bantuan sosial, beasiswa, ataupun membelikan beragam kebutuhan warga di daerahnya.
Ia pun mengatakan, untuk anggaran memang disediakan oleh pemerintah kota, namun untuk realisasi anggaran masing-masing daerah, termasuk keputusan penggunaan tersebut.
"Ini Pak RT yang merancang bukan saya, tapi rembug warga dengan RT dan jajarannya," tegasnya.
Sementara itu, Lurah Kelurahan Setonogedong Luluk Marsudi mengatakan di kelurahan ini terdapat 900 warga. Dari jumlah itu, terdapat 277 warga miskin yang terdata dan mereka mendapatkan bantuan.
"Kami menekankan di pemberdayaan ekonomi, jadi warga miskin diberikan bantuan," katanya.
Ia pun berharap, program pemberdayaan ini nantinya terus terealisasi, sehingga bisa dimanfaatkan untuk beragam program di masing-masing RT di daerahnya.
Untuk peruntukan anggaran, ia pun menyerahkan sepenuhnya pada masing-masing RT dan pengurusnya. Misalnya di RT 02/RW 02, Kelurahan Setonogedong, Kota Kediri, warga miskin diberikan paket bahan pokok berupa 10 kilogram beras, 10 bungkus mi instan, minyak goreng serta gula, namun berbeda di RT 12/ RW 3, Kelurahan Pakelan, Kota kediri, uang itu diberupakan seperangkat gamelan, alat musik, alat kesehatan untuk poyandu lansia, serta perlengkapan sekolah untuk anak dari keluarga kurang mampu di daerah itu. (*)