Kediri (Antara Jatim) - Sekitar 1.500 seniman jaranan asal Kediri, Jawa Timur, melakukan atraksi bersama tarian jaranan di Lapangan Bujel, Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan kesenian jaranan adalah salah satu kesenian yang ada di Kota Kediri. Pemerintah kota terus ingin melestaarikan kesenian ini, agar ke depannya tidak diklaim negara lain.
"Kesenian jaranan ini ciri khas dari Kota Kediri, milik Indonesia. Kami tidak ingin seperti yang sudah-sudah, ada yang mengklaim ini milik negara lain. Kami juga ingin edukasi masyarakat, sehingga mengadakan kesenian ini," katanya dalam acara parade jaranan nusantara di Lapangan Bujel, Kota Kediri, Minggu.
Wali Kota juga menginginkan agar kesenian ini terus lestari. Bahkan, kesenian ini juga sering ditampilkan dalam beragam kegiatan baik tingkat nasional maupun internasional.
"Banyak tamu dari internasional menginginkan kesenian lokal seperti apa. Jaranan ini durasinya panjang, untuk itu harus dikemas supaya bagus, enak ditonton dan menghibur," ujarnya.
Dalam acara parade jaranan nusantara tersebut terdapat sebanyak 128 grup dengan total sekitar 1.500 seniman. Mereka mengenakan atribut lengkap sebelum atraksi bersama kesenian jaranan tersebut.
Wali Kota juga menambahkan, pemerintah kota sengaja mengajak para seniman jaranan untuk atraksi bersama. Biasanya, mereka tampil di kelurahan-kelurahan, namun saat ini sengaja diundang bersama tampil di depan masyarakat luas.
"Ini salah satu wadah untuk melestarikan dan mewadahi seniman yang belum pernah tampil. Untuk itu, kami tampilkan di publik," katanya.
Di Kediri, jaranan sudah marak sejak 1992. Pada 1995-2003, kesenian jaranan mulai surut dan awal 2004, kesenian ini mulai berkembang kembali hingga sekarang.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan perkembangan kesenian ini semakin lama menunjukkan perkembangan yang positif.
"Perkembangan kesenian ini dari tahun ke tahun semakin meningkat, termasuk dari sisi kualitas dan penampilan selalu ada kreasi baru," kata Nur.
Ia juga mengatakan, pemerintah juga memerhatikan kesenain daerah termasuk jaranan ini, salah satu bentuknya adalah mengadakan pagelaran. Selain itu, pemerintah juga meminta terus adanya regenerasi, sehingga kesenian ini bisa tetap lestari.
Beberapa kegiatan sudah diselenggarakan pemerintah kota untuk melestarikan kesenain ini, seperti mengadakan pentas 1.000 barongan, 1.000 topeng panji, serta berbagai festival lainnya.
Ia pun mengatakan, jaranan di Kediri tentunya mempunyai ciri khas tersendiri, tapi ia tidak ingin berkutat pada tingkat ciri khas itu dan memberikan kebebasan pada pelaku seni untuk terus berkolaborasi dan lebih kreatif mengembangkan kesenian ini.
"Pasti ada perbedaan, tapi kami tidak perlu secara subjektif ini asli mana, yang penting ada hal yang tidak terbantahkan bahwa Kediri ada kaitan sejarah dengan kesenian jaranan. Kami demokratis dan memfasilitasi mereka untuk berkreasi dan pemerintah tidak akan interfensi," paparnya. (*)