Madiun (Antara Jatim) - Anomali cuaca yang cenderung banyak hujan pada musim kemarau kali ini memicu serangan penyakit demam berdarah hingga masyarakat diimbau untuk waspada.
"Hujan yang masih turun selama tiga bulan terakhir saat memasuki musim kemarau telah memicu tumbuhnya jentik nyamuk sehingga rawan serangan demam berdarah," ujar Kasi Pelayanan Medik RSUD Kota Madiun drg Priyo Raharjo kepada wartawan, Sabtu.
Hal itu terlihat dari banyaknya kasus demam berdarah yang ditangani oleh RSUD Kota Madiun selama tiga bulan terakhir yang mencapai 39 penderita.
"Dari 39 penderita tersebut, dua di antaranya mengalami "dengue sock syndrome" (DSS). Dan sebagian besar pasiennya adalah anak-anak," kata Priyo.
Ia merinci pada bulan Juni terdapat 13 pasien demam berdarah dengan satu pasien DSS, bulan Juli terdapat 19 pasien demam berdarah dengan satu pasien DSS, dan hingga tanggal 12 Agustus terdapat lima pasien demam berdarah.
"Para pasien tersebut tidak hanya dari Kota Madiun, namun juga Kabupaten Madiun, Magetan, dan Ngawi. Setelah dirawat intensif, kondisi para pasien telah membaik," tuturnya.
Rata-rata, para pasien dirawat inap lima sampai tujuh hari. Pasien DSS bisa dua pekan, sebab, sudah termasuk kritis dan membutuhkan perawatan intensif di ruang "intensif care unit" (ICU).
"Pengawasan bagi pasien DSS dilakukan 24 jam. Terlebih pengawasan tanda vitalnya, seperti denyut nadi maupun trombositnya," tambahnya.
Ia meminta masyarakat untuk waspada dengan sebaran penyakit demam berdarah yang mungkin terjadi menyusul hujan yang diprediksi masih akan terjadi hingga September mendatang.
Masyarakat diminta tetap menjaga kebersihan tempat tinggalnya dengan membasmi sarang nyamuk secara rutin, minimal satu minggu sekali dengan 3 M plus. Yakni menguras bak mandi, mengubur barang bekas, menutup tempat penyimpan air, dan menggunakan "lotion" antinyamuk.
Hal lain yang tak kalah penting adalah waspada jika ada saudara kita yang mengalami demam dan panas tinggi. Hendaknya segera dibawa ke tempat layanan medis ataupun dokter guna mendapatkan pengobatan. "Jangan sampai terlambat," katanya. (*)