Jombang, (Antara Jatim) - Petani tebu se-Jawa Timur berencana menghadap Presiden Joko Widodo dan meminta agar pemerintah membatalkan impor gula yang mencapai 1,256 juta ton pada Agustus ini.
"Hari ini, kami bertemu untuk membahas impor gula yang dilakukan pemerintah. Kami dengan tegas menolak itu" ungkap Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (DPN APTRI) Soemitro Samadikoen saat menggelar pertemuan tertutup di Jombang, Jawa Timur, Minggu (14/8) malam.
Soemitro menambahkan impor gula yang dilakukan pemerintah pusat hanya akan merugikan petani tebu. Karena, saat ini mulai memasuki musim panen tebu, sehingga dengan masuknya gula impor, secara otomatis akan membuat harga gula terjun bebas.
"Informasinya sekarang sudah mulai masuk gula impor. Kalau itu tidak di stop, petani menangis, karena harga gula pasti akan turun drastis," imbuhnya.
Menurut dia, impor gula yang dilakukan pemerintah pusat ini tidak cukup relevan, sebab jumlah gula yang diimpor terlalu banyak ketimbang kebutuhan gula nasional.
"Kebutuhan gula nasional kita 2,75 juta ton pertahun, sedangkan produktivitas gula petani tebu mencapai 2,4 juta ton. Mestinya kalau impor hanya sekitar 400 ribu ton. Tapi ini lebih banyak, sampai 1,256 juta ton," paparnya.
Ia menilai ada kejanggalan yang terjadi sehingga pemerintah melakukan impor gula, separo dari kebutuhan gula nasional. Ada pihak-pihak yang sengaja untuk menghancurkan para petani tebu, sehingga Indonesia akan terus bergantung pada negara lain untuk memenuhi kebutuhan gula nasional.
"Jelas kami mencium adanya permainan. Maka dari itu, hari ini kami bertemu dan hasilnya akan kami sampaikan kepada Presiden. Karena jika 1,256 juta ton gula impor ini masuk ke Indonesia, jelas petani akan rugi," pungkasnya. (*)