Surabaya (Antara Jatim) - PT Sunrise Steel selaku pelaku industri Baja Lapis Aluminium Seng (BjLAS) berkomitmen mendukung penggunaan produk dalam negeri dengan memberikan sosialisasi ke para pemangku kebijakan.
"Kami merasa perlu memberikan sosialisasi bahwa seluruh proyek pemerintah seharusnya menggunakan produk dalam negeri," ujar Presiden Direktur PT Sunrise Steel Henry Setiawan ditemui usai acara Optimalisasi Penggunaan Produk-Produk Dalam Negeri Baja Lapis Aluminium-Seng di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, peningkatan penggunaan produk dalam negeri sangatlah penting terhadap penghematan devisa Negara, terlebih dalam kondisi keuangan Indonesia saat ini.
Para pemangku kebijakan, kata dia, hendaknya memupuk rasa nasionalisme dengan setia terhadap penggunaan produk-produk dalam negeri yang ditandai dengan sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
"Termasuk para kontraktor BUMN yang mengerjakan proyek-proyek pemerintah juga diminta kesadaran dan nasionalismenya dalam menggunakan produk-produk dalam negeri," ucapnya.
Selain itu, wakil ketua Asosiasi Indonesia Zinc Aluminium Steel Industry (IZASI) tersebut juga mengimbau Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk lebih aktif mengawasi pelaksanaannya di lapangan.
"Produk kami berupa Zinium juga sudah mengantongi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga kualitasnya sejajar dengan produk luar negeri, bahkan lebih baik," katanya.
Sebagai wujud komitmen kepada pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan dalam negeri, saat ini pihaknya sedang memulai konstruksi penambahan lini produksi, dengan harapan pada semester pertama tahun 2018 kapasitasnya menjadi dua kalu lipat, yaitu 300 ribu ton per tahun.
"Tapi tentunya di sektor industri baja sangat memerlukan dukungan dari pemerintah, terutama atas gempuran produk impor dengan kualitas di luar standar," katanya.
Di tempat sama, Kementerian Perindustrian RI memproteksi penggunaan baja produksi luar negeri untuk mengurangi angka impor sekaligus memaksimalkan produksi dalam negeri dan peningkatan jumlah tenaga kerja.
"Sudah menjadi tugas pemerintah memaksimalkan produk dalam negeri untuk mengurangi impor, terutama di sektor baja," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, I Gusti Putu Suryawirawan.
Sejumlah upaya yang dilakukan antara lain, pengawasan secara ketat dan berkala, penyesuaian hingga penaikan tarif agar lebih kompetitif dan adil, hingga kebijakan berupa perlindungan terhadap pelaku industri dalam negeri. (*)