Trenggalek (Antara Jatim) -Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Kediri mulai menata ulang
pengelolaan objek wanawisata mangrove yang ada di kawasan Pantai
Cengkrong dan Damas, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Menurut salah satu staf ahli Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat
(PHBM) Bidang Wisata dan Agroforestry Perum Perhutani KPH Kediri
Hasbullah, Senin, penataan ulang manajemen pengelolaan kawasan ekowisata
tersebut menjadi prioritas lembaganya.
Alasannya, kata dia di Kediri, selama ini pengelolaan belum
terkoodinir secara rapi sementara pelaku ekonomi yang masuk di area
ekowisata atau wanawisata terus tumbuh liar sehingga berpotensi merusak
konservasi yang menjadi prinsip Perhutani.
"Kami akan tunjuk pihak yang memiliki kompetensi dalam melakukan
pengelolaan secara profesional, dan terutama bertanggung jawab terhadap
kelestarian lingkungan yang ada," ujarnya.
Dalam beberapa pekan terakhir, kata dia, Perhutani telah
berkoordinasi dengan pemangku-pemangku kepentingan yang ada dan selama
ini beraktivitas di kawasan Wanawisata Cengkrong.
Hasilnya, kata Hasbullah, pihak Pokwasmas (kelompok pengawas
masyarakat) Kejung Samudra, Desa Karanggandu dan LMDH (Lembaga
Masyarakat Desa Hutan) setempat menyatakan dukungan terhadap kebijakan
Perhutani menata ulang wisata Cengkrong.
"Sudah ada pertemuan awal dengan pihak-pihak terkait dan alhamdulillah mereka tidak keberatan," ucapnya.
Kepala Perum Perhutani KPH Kediri Maman Rosmantika saat menggelar
rapat koordinasi dengan rekanan pengelola objek wisata Pantai Cengkrong
dan Damas, Watulimo menegaskan pengelolaan kedua kawasan wanawisata yang
ada di bawah naungan Perhutani tersebut tetap mengedepankan pelibatan
masyarakat sekitar.
Beberapa pemangku kepentingan yang menjadi penekanan Maman di
kawasan Wanawisata Pantai Cengkrong adalah Pokwasmas Kejung Samudra yang
selama ini bertanggung jawab terhadap pengembangan hutan mangrove, LMDH
Karanggandu selaku mitra pengelolaan kawasan hutan Perhutani, nelayan,
serta Desa Karanggandu selaku administratur lokal.
"Tujuan utama penataan ulang ini adalah supaya Wanawisata Cengkrong
bisa berkembang dengan baik, manajemen rapi, dan ke depan bisa menjadi
model bagi pengembangan objek-objek wisata di dalam kawasan Perhutani
yang lain," tuturnya.
Sementara itu, pihak Pokwasmas Kejung Samudra maupun LMDH
Karanggandu menyatakan apresiasi terhadap rencana pembenahan kawasan
wisata Pantai Cengkrong.
Pengurus Pokwasmas Kejung Samudra Safiudin menyatakan siap bekerja
sama dengan lembaga manapun yang ditunjuk Perhutani dalam mengelola
kawasan wanawisata tersebut, terutama yang berkaitan dengan pelestarian
dan budidaya mangrove di Pantai Cengkrong.
"Kami setuju saja jika memang tujuannya baik. Kami dukung apapun
yang menjadi kebijakan Perhutani untuk pengembangan wanawisata di Pantai
Cengkrong sehingga terkelola dengan baik, terutama yang berkaitan
dengan konservasi mangrove di sini," ujarnya.
Destinasi Baru
Pantai Cengkrong terletak di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo yang ada di pesisir bagian timur Kabupaten Trenggalek.
Lokasinya, secara geografis ada di barat daya Pantai Prigi dan pasir putih yang lebih dulu terkenal.
Di kawasan wanawisata Pantai Cengkrong terdapat kawasan konservasi
hutan mangrove dengan luas sekitar 100 hektare. Wanawisata ini kelak
dilalui jalur lintas selatan itu yang sebagian telah terbangun.
Potensi wisata Pantai Cengkrong mulai masyur sejak lima tahunan
terakhir setelah dibangun jembatan pantau dari kayu yang membelah hutan
mangrove tersebut.
Setiap hari terumtama saat hari sabtu-minggu, libur sekolah, tahun
baru atau Lebaran beberapa waktu lalu, kunjungan wisatawan ditaksir
mencapai belasan ribu orang.
Pantai Cengkrong saat ini bahkan disebut-sebut lebih ramai
ketimbang Pantai Prigi, dan menjadi pilihan kedua wisatawan setelah
bermain di Pantai Pasir Putih.
Menurut Hasbullah, potensi ekonomi dari pengelolaan Wanawisata
Pantai Cengkrong bisa mencapai ratusan juta, terutama saat musim libur
sekolah, tahun baru atau Lebaran.
"Namun, karena manajemen selama ini belum profesional, antara
pengelolaan retribusi atau porporasi masuk area wisata, parkir,
kebersihan lingkungan, konservasi mangrove dan terutama warung-warung
wisata yang ada belum terkoordinasi dengan baik. Ini pekerjaan rumah
yang ingin segera dibenahi perhutani dengan pihak ketiga yang ditunjuk,"
pungkasnya.(*)
Perhutani Tata Ulang Pengelolaan Wanawisata Mangrove Trenggalek
Senin, 25 Juli 2016 16:06 WIB
"Tujuan utama penataan ulang ini adalah supaya Wanawisata Cengkrong bisa berkembang dengan baik, manajemen rapi, dan ke depan bisa menjadi model bagi pengembangan objek-objek wisata di dalam kawasan Perhutani yang lain," ujarnya.