Sumenep (Antara Jatim) - Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep mencatat angka inflasi pada Juni 2016 di kabupaten tersebut sebesar 0,65 persen, melampaui di tingkat Jawa Timur sebesar 0,60 persen.
"Sementara di tingkat Nasional, angka inflasinya sebesar 0,66 persen," ujar Kepala BPS Sumenep, Suparno di Sumenep, Jumat.
Ia menjelaskan, enam dari tujuh kelompok pengeluaran yang merupakan objek survei indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi.
Enam kelompok pengeluaran itu adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,5 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,42 persen, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,58 persen.
Selain itu, kelompok sandang sebesar 1,17 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,15 persen; dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,1 persen.
"Sementara satu kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen," ujarnya, menerangkan.
Komoditas yang memberikan andil besar terjadinya inflasi, di antaranya beras, daging ayam ras, daging ayam kampung, telur ayam ras, daging sapi, wortel, dan kentang.
Sementara komoditas yang memberikan andil besar terjadinya deflasi, di antaranya beras jagung, telepon seluler, bensin, to,at sayur, sawi hijau, dan kacang hijau.
"Sumenep dan tujuh daerah lainnya yang menjadi lokasi survei IHK mengalami inflasi pada Juni 2016," kata Suparno.
Sesuai data di BPS Sumenep, Jember mengalami inflasi sebesar 0,28 persen, Banyuwangi 0,73 persen, Kediri 0,16 persen, Malang 0,63 persen, Probolinggo 0,35 persen, Madiun 0,27 persen, dan Surabaya 0,69 persen. (*)