Ngawi (Antara Jatim) - Kepolisian Resor (Polres) Ngawi, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk mewaspadai peredaran uang palsu yang rawan terjadi seiring tingginya peredaran uang menjelang hari Lebaran tahun 2016.
Kasubnit Shabara Polres Ngawi, Bripka Budi Utomo, Sabtu, mengatakan, kewaspadaan tersebut diwujudkan dengan melakukan razia di sejumlah penyedia jasa penukaran uang baru yang marak dijumpai di Kota Ngawi saat ini.
"Razia ini dilakukan untuk mengantisipasi peredaran uang palsu dengan modus penukaran uang baru dengan jumlah banyak," ujar Bripka Budi Utomo kepada wartawan.
Selain itu, juga mengantisipasi adanya sejumlah oknum yang demi kepentingannya pribadi, sengaja mengurangi isi atau nominal uang penukaran yang sudah dibendel plastik.
Razia di antaranya dilakukan di sejumlah penyedia jasa penukaran uang baru yang terdapat di kawasan Alun-Alun Ngawi. Sejumlah anggota Polres Ngawi dengan teliti memeriksa tumpukan uang baru yang sudah dibendel plastik. Ada uang dengan satuan Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000, dan Rp20.000-an.
"Kami mengimbau masyarakat yang menggunakan jasa penukaran uang di pinggir jalan untuk teliti sebelum meninggalkan lokasi. Hendaknya dicek dahulu apakah benar uang asli dan jumlah uangnya telah sesuai," kata dia.
Pihaknya juga meminta para penyedia jasa penukaran uang baru tidak berlaku curang dengan mengurangi jumlah uang ataupun menyelipkan uang palsu ke dalam tumpukan uang asli yang sudah dibendel tersebut.
"Jika warga menemukan ada hal yang mencurigakan, bisa langsung melapor ke kantor polisi terdekat. Momentum lebaran yang tinggi mobilitas dan kebutuhan, sangat rawan dengan tindak kriminalitas," kata Bripka Budi.
Sementara, salah satu penyedia jasa uang baru, Sriono, memastikan jika uang baru yang disediakannya merupakan uang asli. Hampir setiap tahun saat menjelang lebaran ia selalu menyediakan jasa penukaran uang baru. Jadi sudah memiliki pelanggan.
"Uang itu asli karena saya tukarkan di Bank Indoesia cabang Solo. Saya tidak berani memasang uang palsu apalagi mengurangi jumlah, selain sudah dipercaya dengan pelanggan juga takut ditangkap polisi," kata dia.
Sriono mengaku memasang tarif 10 persen untuk setiap transaksi. Setiap penukaran Rp100 ribu dibebankan biaya sebesar Rp10.000. Namun, sejak H-4, biaya penukaran uang naik menjadi Rp15.000 setiap paketnya.
Minat warga Ngawi untuk menukarkan uang pecahan jelang lebaran cukup tinggi. Sedangkan, uang pecahan yang paling laku adalah Rp5.000. (*)