Blitar (Antara Jatim) - Pemerintah Kota Blitar, Jawa Timur, menggelar kenduri 1.000 tumpeng dalam haul ke-46 Presiden Soekarno di kawasan makam, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar.
Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar mengemukakan tumpengan ini dilakukan oleh umat Islam di Jawa. Ia ingin dalam haul ini, semakin memperkuat semangat gotong royong, yang salah satunya dengan tumpengan bersama.
"Tumpengan ini apa seperti yang dilakukan umat Islam di Jawa. Bung Karno itu milik masyarakat bukan pemerintah, jadi warga juga merasa peduli dan membawa tumpeng sendiri," katanya saat dikonfirmasi terkait dengan kegiatan itu, Senin malam.
Ia mengatakan, sosok Bung Karno sangat dihormati. Ia berharap, berbagai ide pemikiran Bung Karno bisa menjadi inspirasi untuk kemajuan bangsa. Untuk itu, pemkot juga mengadakan berbagai peringatan dalam haul ini, salah satunya 1.000 tumpeng.
Dalam acara ini, selain diikuti jajaran SKPD Kota Blitar, juga masyarakat umum serta instansi swasta lainnya. Mereka juga membawa tumpeng yang berisi nasi lengkap dengan sayur serta luaknya.
Namun, dalam kegiatan itu tidak terlihat keluarga Bung Karno. Dalam peringatan tahun-tahun sebelumnya, keluarga Bung Karno menyempatkan diri untuk mengikuti kegiatan selamatan tersebut.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar. Sebelum selamatan 1.000 tumpeng itu, didahului dengan pembacaan surat yasin serta tahlil bersama. Acara itu dipimpin tokoh agama setempat.
Pembacaan tersebut selesai, dan bertepatan dengan waktu berbuka puasa. Mereka mengikuti doa bersama yang dipimpin Ketua MUI Kota Blitar Subakhir dan setelahnya berbuka puasa.
Sejumlah warga mengaku berharap kegiatan ini bisa terus berlangsung. Selain doa bersama, kegiatan ini juga bisa mempererat tali silaturahmi dengan warga lainnya. Terlebih lagi, saat ini bulan Ramadhan yang merupakan bulan penuh hikmah.
"Acara ini positif sekali, dengan kenduri ini masyarakat menjadi gembira. Acara ini juga sudah menjadi tradisi setiap tahun dalam setiap haul Bung Karno," ujar Robi Ridwan, salah seorang warga.
Ia juga berharap acara ini bisa terus dilestarikan, sehingga generasi muda pun juga mengikutinya. Dengan acara ini, mereka menjadi paham berbagai tradisi serta berbagai ajaran Bung Karno. (*)