Surabaya (Antara Jatim) – RSUD Dr Soetomo (RSDS) akan membuatkan saluran lubang kencing pasien kembar siam yang berhasil dipisahkan pada 9 April 2011 lalu, yaitu Rohman dan Rohim.
"Sampai saat ini, Rohman yang sudah berusia 6 tahun 8 bulan masih menggunakan kateter untuk mengeluarkan urin dari dalam perutnya. Dari kateter, urine dimasukkan ke dalam kantong," kata Tim Penanganan Bayi Kembar Siam RSDS, dr Agus Harianto di Surabaya, Rabu.
Ia mengatakan selama ini Rohman masih membawa kantong urin kemana-mana, sehingga kurang nyaman dalam beraktivitas. Tim dokter pun berencana mengoperasi pembuatan saluran kencing baru pada Rohman karena tidak mempunyai penis.
Kepala Urologi Wahjoe Djatisoesanto menuturkan, operasi pembuatan lubang kencing itu baru bisa dilakukan ketika Rohman berusia 8 sampai 10 tahun. Jika dilakukan sekarang, maka kemungkinan keberhasilannya kecil, jadi harus menunggu hingga usianya siap.
"Rohman nantinya akan dibuatkan saluran kencing berupa lubang kecil disekitar pusar. Pembuatan saluran kencing ini dilakukan dengan memotong usus buntu yang kemudian dijadikan saluran kencing dari kandung kemih ke bawah pusar sehingga tidak kelihatan," paparnya.
Menurut dia, dengan pembuatan saluran baru ini, maka kencing bisa ditahan terlebih dulu di kandung kemih, namun masih menunggu kondisi volume usus besar Rohman membesar.
"Jadi Rohman tidak harus membawa kantong kencing kemana-mana. Setiap empat sampai lima jam harus mengeluarkan kencing dari kandung kemih dengan cara memasukkan alat melalui lubang kencing di sekitar pusar," ujarnya.
Dia mengatakan, operasi terhadap Rohman ini masih dilakukan paling tidak tiga kali lagi. Yang paling dekat adalah operasi pembuatan saluran kencing baru.
"Selanjutnya, tim dokter akan membuatkan penis artificial atau penis buatan. Operasi penis buatan ini baru bisa dilakukan ketika Rohman berusia 15 tahun," terangnya.
Pembuatan penis itu, lanjutnya akan diambilkan dari jaringan lain di tubuh Rohman, kemungkinan akan diambilkan dari kulit paha atau lainnya. Penis buatan itu lebih bersifat aksesoris dan tidak bisa berfungsi seperti penis pada umumnya.
"Penis buatan ini hanya bersifat aksesoris, sedangkan untuk kencing tetap menggunakan lubang di sekitar pusar tidak lewat penis buatan karena Rohman tidak memiliki klep untuk menahan kencing," tuturnya.
Jika dilewatkan penis buatan, ia menambahkan Rohman akan terus ngompol, sehingga tim dokter akan terus memantau perkembangan Rohman dan Rohim yang saat ini sudah kelas 1 SD.
Sementara itu, ibu anak kembar asal Jombang, Supinah mengatakan kesiapannya jika anaknya menjalani operasi lagi. Sebab operasi pembuatan saluran kencing baru itu juga untuk kebaikan anaknya. (*)