Banyuwangi (Antara Jatim) - Juara bertahan "International Tour de Banyuwangi Ijen" mengungkapkan rencananya untuk pensiun dari aktivitas memacu sepeda itu untuk ajang yang sama pada tahun 2017.
"Tahun depan saya ke sini, tapi mungkin sebagai manajer tim. Saya tak bisa lagi melakukannya. Saya sudah (berumur) 40 tahun," kata pebalap asal Prancis itu saat penganugerahan gelar juara ITdBI 2016 di kaki Gunung Ijen, Sabtu.
Lelaki kelahiran 1977 itu menyatakan terima kasih kepada warga Banyuwangi atas penyelenggaraan ajang balap internasional tahunan itru, serta pihak-pihak yang telah mendukung karirnya selama ini.
Dia juga menbgungkapkan kecintaannya pada Gunung Ijen yang di dunia dikenal dengan fenomene api birunya itu. "Saat saya memenangi gelar ini pada 2014, istri saya sedang hamil. Saya bilang, saya mau menamai anak ini dengan nama Ijen. Tapi, dia tidak setuju," tuturnya.
Beberapa bulan kemudian, Pouly kembali bertarung di ITdBI. Saat hendak berangkat, istrinya berkata, “Kalau kamu menang lagi, kamu boleh menamai anak kita dengan nama Ijen."
Pada ITdBI 2015, Pouly betul-betul membuktikan pada istrinya mampu menjadi juara. Maka ketika itu anak keduanya diberi nama Ijen Pouly.
"Dan tahun ini saya akan berhenti bersepeda, tahun depan saya akan ke Ijen bukan untuk bertanding, namun saya ingin membawa istri dan anak saya ke sini. Untuk melihat gunung yang indah ini,” katanya diikuti sorakan penonton.
Peter Pouly dari Singha Infinite Cycling Team menjadi juara pertama ITdBI 2016 dengan mencatat waktu 03:50:58. Pebalap spesialis tanjakan itu mampu mencapai finish pertama pada rute sepanjang 123 kilometer tersebut. (*)